Kamis, 19 Februari 2015

Aku dan Kamu

Kosong,
Terkadang ruangan kosong itu menakutkan,
" Bagaimana kita tahu menakutkan, jika tidak mencoba untuk singgah didalamnya ? "

Ruangan iu berada disudut kanan, dekat sekali tangga saat menaiki rumah itu.
4 Lantai rumah itu, terasa begitu sunyi, banyak keresahan saat kaki mencoba melangkah menapaki setiap anak tangganya.

Hanya bermodalkan lampu tengah yang kian redup, berharap matahari segera menyapa,
Maaf bukan berarti tak menyukai kamu rembulan, namun saat ini matahari lebih ku rindukan,
matahari itu tandanya siang, sementara kamu menyiratkan malam yang kian mencekam.

Akhhh!!! Aku mulai masuk dalam cerita yang menyeramkan,
pikiran ku melayang, mulai mengarang cerita, mengingat peristiwa yang mengerikan,
saat itu yang terlepas kembali teringat,
pekikan, begitu melengking membuat kotoran telinga menari - nari,
bulu roma benyanyi sebagai pengiring mereka yang menari,
"Apalagi ini, merasa seram namun mencoba untuk menguatkan diri?"

Kamu, ya memang begitulah,
jadi apa yang akan kamu ceritakan tentang KOSONG... ?

KOSONG - Tak ada,
tanpa nama, tanpa cerita dan tanpa tanda adanya kisah,
terlalu KOSONG hingga tak tersisa untuk dijadikan pentujuk atau arah kemana MELANGKAH.

Rabu, 18 Februari 2015

Tanpa Judul

"Hujan demikian ramai, kamu bersama dengan hembusan angin mencoba menukik setiap rusukku." Aku tiada henti bergumam, sementara hujan saat itu begitu tidak ramah kepadaku. Hari mulai gelap, sudah terlalu lama nampaknya aku menunggu hujan. "Akh!!! Bodoh, mengapa kamu berkeluh kesah sedari tadi, hujan itu berkah kenikmatan tersendiri, bukan salah hujan aku sampai belum pulang, daripada bergumam terus mestinya sedari tadi aku sudah langkahkan kakiku menembus dinginnya hari."
Dengan rasa sesal karena keluh kesah diri, kuberlari menerjang angin nampaknya ini terlalu berlebihan tapi yang beginilah arti hidup bagi seseorang yang lebih sering membebani diri dengan perasaan, pemikiran dan ucapannya sendiri.
"Huff!! Lelah ku terbayar dengan jam pulang yang terlambat."
Pulang begitu telat membuat banyak pertanyaan dilontarkan padaku, namun rasa penat membuatku bungkam dan bersikap acuh. Aku lebih memilih untuk langsung masuk ke kamar dan menutup pintu rapat - rapat.

Malam itu terlewati dengan rasa lelah tanpa kebaikan yang dicatat sebagai amalan bagiku, ya itu membuatku harus berusaha melakukan dan mendapatkan kebaikan dihari selanjutnya sebagai hutang dari amalan sebelumnya yang tak bertambah.

......

Hai, namaku Juni, tapi enggak berarti aku lahir dibulan Juni loch ?!  Tahun 1990, tepat tanggal 09 jam 09 malam dibulan kesembilan aku lahir. Cantik ya tanggal lahirnya, tapi ini tidak mengada - ngada faktanya aku lahir di bulan September bukan di bulan Juni.

......

Tahun  2006 diusiaku 16 tahun, lulus SMA saat itu paling muda di Sekolahku yaa?! Hehehehe.....
Seperti halnya teman - teman, aku juga sudah memiliki perencanaan yang matang, melanjutkan kuliah dan mengejar cita - cita. Dengan mengikuti tes masuk ke Perguruan Tinggi itu merupakan nikmat tersendiri, bagaimana tidak begitu mendapatkan surat hasil tes yang menyatakan kelulusan kita, ada semburat pelangi menghias wajah, ya ini wajar karena menunjukkan rona bahagia, namun apa daya layaknya pelangi indah sekejap hilang dalam hitungan waktu yang tak pernah sempat kita hitung atau tanpa tahu sebelumnya bahwa pelangi itu akan hilang begitu saja. Tidak memiliki biaya menjadi alasan utama tak mampu melanjutkan pendidikan. Saat itu kesedihan benar - benar melanda hati, pikiran ku berkecamuk antara rasa adil yang tak diperoleh diri. Menjadi anak perempuan satu - satunya ternyata tak menjadikan aku mendapatkan hak istimewa, dua Kakakku bisa bersekolah dimanapun yang ia inginkan. Mungkin ini menjadi pertanyaan sendiri untuk pembaca, "Bagaimana mungkin memiliki kakak yang bisa bersekolah dimana pun yang ia inginkan, namun fakta mengatakan nasib yang sama tak berpihak pada adiknya ? "


..... Istirahat dulu, tunggu lanjutannya ......