Kamis, 13 Maret 2014

Puja

Puja,
namamu mengingatkan aku pada filem India.

Puja,
kamu begitu cantik dengan senyum yang manis,.
Dulu,
setiap pagi saat aku berangkat kerja melintas didepan rumah mu, bergetar hati ini.

Puja,
dari balik jendela lantai 2 rumahmu,
kamu tersenyum memandang dunia yang seolah tak pernah kau jama.

Hai Puja,
aku bahkan pernah melempar kaleng minuman berisi pesang singkat,
"besok pagi saat ku melintas kembali, berikan senyuman terindah sebagai pertanda."

Puja, cintaku saat pertama kali memandang.
Aku memang tak pernah mendengar suaramu,
aku hanya memandang wajah ayu begitu cantik saat tersenyum manis,
namun puja dambaan hatiku, meski begitu bukan berarti aku tak peduli dengan hatimu.

Puja,
Dengan Percaya Dirinya aku merasa kamu menyukai ku,
meski tak pernah kita saling bertemu untuk berbincang penuh keramahan.

Puja,
sampaikah suratku untuk mu,
ini adalah surat ku yang ketiga kalinya,
yang tak kunjung kamu balas.

Pujaku,
tunggu aku, aku segera kembali dengan cincin yang akan aku semaikan tepat dijari manismu.

Minggu, 09 Maret 2014

Akhh!!!

Akh! Siang ini banyak orang yang mencaci mentari.Kasihanlah! Ia kan tak bersalah, mengapa pula manusia begitu egois.

Sore nanti bila hujan turun, kemudian kita dapati kembali.."Akhh!! Napa pula hujan turun sore ini."Atau, sekedar celotehan yang membuang makna syukur..."iikh!! Hujan terus, hujan lagi, lagi - lagi hujan ?"

Sudahlah mengapa pula, kita banyak menngerutu.Jika begitu terus, gerutu akan lebih banyak hitungannya ketimbang rasa syukur.

Sudahlah tooh, banyak berkah saat hujan mengguyur.Bahkan saat banjir tiba, ada kebersamaan yang terjalin, banyak do'a terucapkan, banyak kebaikan yang berhamburan dan banyak cinta dibalut kasih sayang tanpa bandrol harga.

Minggu, 02 Maret 2014

Pacaran perlu enggak ? Part 1

Pacaran perlu enggak ?

Iya tema ini menjadi topik untuk  kita Berbagi ceriTa. Loch, mengapa harus itu sih temanya ?
Kalau begitu yuuk, kita mundur ke haru rabu tepat tanggal 26 Februari 2014, pada saat itu saya sedang memandu acara BeriTa (Berbagi ceriTa) dimana saya mengadakan voting, apa yang ingin dibagikan  untuk cerita di malam hari pada pukul 19.00-21.00WIB, sebagai teman berbagi cerita di hari sabtu, 01 Maret 2014. Masih ingat jelas dalam benak saya, saat itu pilihannya adalah :
a.       Tentang Pria Sejati,
b.      Pasangan Ideal, dan
c.       Pacaran perlu enggak sih ?
Dan, wow inilah hasil voting itu :
a.      Pria Sejati : 500 Point
b.      Pasangan ideal : 200 Point
c.       Pacaran perlu gak ? : 1200 Point

#Wargi yang tidak memilih dan mendukung = 300 Poit


Jelas dari hasil voting, ternyata pilihan c (Pacaran perlu Enggak ?) adalah pemenang dari voting tersebut. Well, yuuk kita coba kupas.
Gini dech sebelum kita memutuskan, “Apakah pacaran itu perlu atau enggak?” kita coba pelajari atau paling tidak telusuri, “Apakah pacaran memiliki manfaat atau tidak ?”
Manfaat Pacaran, ini loch kata orang – orang yang saya tanyain “Apakah pacaran itu perlu dan apa alasannya ?” Jawabannya bagi mereka yang mengatakan Perlu, ada pula yang bilang dan menjawab dengan begitu exaited perlu sekali. Dengan alasan yang bermacam – macam :

a.       Untuk saling mengenal satu sama lain, (Kalau gitu, cukup dong dengan berteman)
b.      Untuk memahami karakter masing2, (saya rasa ini sama saja dengan yang diatas)
c.       Ikutan Trend, biar enggak dibilang cupu (ini tipe yang Galau, enggak punya Prinsip kuat)
d.      Keren aja kan, punya mantan (Hanya ngerasa keren kalau punya mantan, tapi dijadikan mantan enggak mau?)
e.      Tambah semangat belajar, jadi nilai2 di sekolah enggak turun. (Emm, yang ada nilai anjlok karena konsetrasi terpecah)
f.        Proses pemilihan mencari yang terbaik (Wahhh bagus ya kayak kontes kecantikan aja, ada pemilihan. Padahal kan dalam Islam ada Istikharah)
g.     Cari yang cocok dan Pas ( Sama aja dengan yang di atas, cocok dan pas ukuran atau menurut siapa ? Emang baju, gak pas/cocok ganti)
h.      Proses pendewasaan diri (pacaran itu, enggak bikin dewasa. Bikin otak ngeres, iya.)
i.         Pacara itu bisa menjalin silahturohim (Ustadz ‘Nah bilang, kalau silahturohim itu yang bermnfaat atau dapat memberikan serta menghasilkan kebaikan satu sama lain. Kalau pertemuan menjadikan mudhorot, yaela bukan silahturohim itu mah)
j.        Pacaran itu gaya hidup (Gaya hidup siape? Islam tidak mengajar hal demikian)
k.       Bla, ble,blo dan banyak lagi alibi yang disampaikan.

Nah, coba dech dicermati semua alasan tersebut, saya percaya kalau kita pahami betul nampaknya tidak ada manfaat apapun dari yang namanya PACARAN. Yang ada merugikan!!!
Pacaran itu merugikan kedua belah pihak, terutama pihak wanita. Coba dech di telusuri, kebanyakna dampak dari pacaran adalah menghasilkan hal tak menyenangkan, membawa si pelaku dalam jurang kenistaan tidak ada yang indah, nampak menyenangkan di awal, seolah nikmat namun membawa sengsara. Banyak wanita hamil ditingglkan, dengan alasan belum siap menikah. Nah, kalau belum siap menikaah, kenapa harus jadi Ayah sebelum menikah. Lihat, betapa malangnya dan meruginya kaum hawa yang terlibat dalam konflik hubungan pacaran. Untuk lelaki juga sebetulnya tidak menyenangkan loch, habis berapa duit tuhh buat modalin pacaran, mending ceweknya satu, kalau 10 dengan alasan proses pemilihan yang terbaik. Coba berapa duit yang keluar. Mending tuh duit ditabungin buat meminah dan menikah.
Bagaiamana sampai sini, sudah bisa menjawab tentang “Apakah, Pacaran itu perlu atau enggak ?”
Emmm, masih bilang iya ?

Oke, mari di simak hadist yang satu ini :
“Wahai kaum pemuda! Barang siapa di antara kamu sekalian yang sudah mampu memberi nafkah, maka hendaklah ia menikah, karena sesungguhnya menikah itu lebih dapat menahan pandangan mata dan melindungi kemaluan (alat kelamin). Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penawar bagi nafsu.” (Shahih Muslim No.2485)
Ayo, apakah ada kata Pacaran disana ?
No, karena memang tidak ada.
“Tapi, kan Teh, kita harus saling mengenal ?”
Kan, ada Ta’aruf.
Ta’aruf itu kan hanya perkenalan dua keluarga saja, tapi kan tidak mendalam secara menyeluruh.
Aehhh, emang pacaran mau tahu sampai dalemannya segala yaa ? (iich, otaknya ngereees banget tuh)
Sudahlah pacaran itu bak pintu menuju tempat kemaksiatan, karena banyak diantaranya yang malah terjerumus dan menjerumus pada perzinahan. Ingatlah, zina itu bisa saja terjadi tanpa kita sadari mulanya, lanjutnya itu adalah kemaksiatan yang dialkukan berdasarkan hawa nafsu yang beralasan kekhilafan manusia.

(ini ada kutipan pacaran menurut blog tetangga, maaf saya lupa nama blognya apa ya)
“Yang namanya pacaran adalah jalan menuju zina dan itu nyata. Awalnya mungkin hanya melakukan pembicaraan lewat telepon, sms, atau chating. Namun lambat laut akan janjian kencan. Lalu lama kelamaan pun bisa terjerumus dalam hubungan yang melampaui batas layaknya suami istri. Begitu banyak anak-anak yang duduk di bangku sekolah yang mengalami semacam ini sebagaimana berbagai info yang mungkin pernah kita dengar di berbagai media. Maka benarlah, Allah Ta’ala mewanti-wanti kita agar jangan mendekati zina. Mendekati dengan berbagai jalan saja tidak dibolehkan, apalagi jika sampai berzina. Semoga kita bisa merenungkan ayat yang mulia. “
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’: 32). Asy Syaukani rahimahullah menjelaskan, “Allah melarang mendekati zina. Oleh karenanya, sekedar mencium lawan jenis saja otomatis terlarang. Karena segala jalan menuju sesuatu yang haram, maka jalan tersebut juga menjadi haram. Itulah yang dimaksud dengan ayat ini.”

Gimana, sekarang boleh jadi sudah mulai sedikit ragu ya untuk mengatakan iya pada pacaran. Jangan sedikit ya, katakan saja “kalau kamu ingin bersama saya dan serius datang kerumah dan pinanglah saya?”
Sebagai wanita tak usah malu mengatakan demikian. Tapi kan teh, laki laki nanti lari dan takut kalau kita langsung bilang gitu?
Laki2 atau Pria Sejati tidak akan seperti itu, ia kaan datang menemui walimu jika ia tertarik apadamu dan ingin serius padamu.
“Teh, kita kan masih kecil belum siap nikah, mau cari uang dulu, bla ble blo ?”
Kalau begitu, puasa saja dan kumpulkan apa itu materi. Siap datangi walinya.
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".” (QS. An Nur: 30).
“Wanita yang baik akan berjodoh dengan Pria yang baik.”
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)….” (QS. An-Nuur: 26)
Jadi jika kita ingin memperoleh jodoh yang baik, persiapkan diri kita untuk menjadi baik.
Nah, ini yang namanya Pasangan Ideal. Berusaha menjadikan diri baik dan sholeh serta sholehah untuk calon pasangannya kelak, dan pacara itu silakan dilakukan dan ni’mati dengan seindah serta seromantis mungkin selepas menikah, karena keinginana/hasrat apa yang pria lakukan pada wanita  dalam pernikahan akan menjadi halal dan ibdah, selama itu mengikuti tuntunan al- qur’an dan Rosul.

Saat ini, segitu dulu yaa. Semoga bermanfaat, kesimpulan Tentang Pacaran, Perlu enggak ? Saya percaya semua yang baik dan benar akan kembali pada tempatnya ^^

Terima kasih sudah mampir...
Boleh ammpir lagi, kapan - kapan ?
Salam bahagia penuh Inspirasi ^^