Rabu, 13 Mei 2015

“Sumber Kekuatan”

Kota itu dianggap hilang,

Kala insan tak bermukim.

Rumah itu menjadi kosong,

Saat tak ada raga yang menghuni,

kemudian hati akan kian suram,

Bila tak mengenal Al-Qur’an. 



Manusia seolah begitu terpuruk, saat kehilangan dunia

Sementara apa yang kita miliki bukan sepenuhnya milik kita.

Menjadi kalaf saat kesusahan datang,

Menjadi khilaf saat dihampiri kesenangan.


Memang benar, manusia menjadi pemeran dalam panggung sandiwara.

Namun tak menjadi benar saat kebaikan dijadikan guyonan semata.

Dalam lemahnya keyakinan, maka prasangka buruk akan sering mencuat.

Menghadirkan keyakinan kuat pada-Nya adalah sumber dari segala "Kekuatan"


Serakah adalah penyakit,

Namun sholat adalah pengobat hati yang sempit.

Bersikap pesimis adalah tanda pemikiran yang sempit,

Sementara jiwa yang lapang adalah tanda keoptimisan diri.

Berjuang tak pelulah beramai-ramai,

Karena belum tentu banyak orang sepaham.

Meski awal terasa sulit, tak mengapa selama kecintaan pada-Nya adalah "Sumber Kekuatan"

Kala hati sudah terasa hanya Alloh-lah Pemiliknya,

Tiada rasa takut saat kehilangan apa yang dimiliki di dunia.




Jumat, 01 Mei 2015

Mita ^_^

Jumat, 08 Mei 2015

Korban Kebijakan itu

"Korban Kebijaksanaa itu, disaat mestinya ia duduk dikursi depan, ia malah harus rela duduk dikursi paling belakang karena alasan tak jelas dan aturan tak transparan."


Ahh!! Dia, langsung katakan. "Aku tak tak mau ada disini."
Wajar saja, karena ia pun menyadari kursinya.
Ahhh!!! Aku tidak mau dapet ini? Keluhnya.
Ya terang saja, dia punya hak untuk mengeluarkan suara.

Tapi, bagaimana ?
Ia hanya bisa mengeluarkan suara.
"Akhhh!!!"
Entahlah, karena suaranya pun tak didengar.

Terus, bagaimana ?
Biar saja, menjadi korban bisa dijadikan hikmah.
Tohhh, bukan kita yang tidak transparan.
Aturannya saja yang tidak jelas,
seolah menyengaja disamarkan.
Akhirnya terntangkap sudah,
maksud nyatanya,
berdalih kompetisi,
ternyata hanya sebagai reaksi pengumpul masa dalam mencari rezeki.
Kalau sudah begini, "Siapa yang harus disalahkan?"
Ahhh!!! Paling korban harus terima hasil yang tak sepantasnya.
Penonton terbius, juri mengacungkan jempol,
namun satu pernyataan merubah mimpi seorang dara.

Gemuruh jiwa yang tergelitik

Bukan anak kemarin sore,
bukan juga baru pertama kali,
ini sudah sering terjadi,
dan lagi - lagi tidak ada yang belajar.

Akhhh!!! Ada yang pengertian,
Ahhh!!! yang lain berkata, beliau kan orang baik,
Bukan itu saja, pemaaf pula.

Hellooo, marah enggak perlu pake kata - kata,
enggak perlu juga dong nunggu ditegur.

Hei, kita kan sudah besar,
jangan kayak anak kecil,
tapi bicara soal kepeduliaan,
masih lebih baik anak TK yang membela temannya ketika dilukai.

Hai, itu kunci pembuka tergeletak di meja kita.
Lah, kenapa seperti acuh dan tidak mau tahu?

Ahhh!! itu kan bukan urursan saya?
Yang benar saja kan sudah dapat info mengenai perubahan yang ada.

"Maaf saya lupa?"
Alahhh, lupa apa kebiasaan?

"Lah, saya kan sudah titp dan bertukar dengan teman?"
Lah, kan semua sudah jelas.
Terpanpang nyata, kamu sudah tahu pula sifat masing - masing.
"Piye Tohhh, nitip kok sama yang lagi liburan?"
"Bergurau saja kamu nihhh."

Janganlah dibiasakan,
jangan memanjakan begitu,
mengandalakan boleh,
tapi tengoklah dulu siapa yang diandalkan.

Tak ditegur, bukan berarti dibiarkan.
Kita kan sudah dewasa,
secara usia demikian,
tapi tahulah malu sedikit.

Meminta untuk urursan pribadi, dipenuhi.
Lah, memenuhi tugas sendiri kok begitu sulit.




"Maaf, saya sedih melihat kenyaatan ini." :(

Selasa, 05 Mei 2015

Ahhh!!!



Akhhh!!!
Apa kabarnya hari ini ?
Hari dimana masih dinikmati matahari yang bersinar dari ufuk timur,
Ia kemudian tenggelam disebelah barat ?
Haiii, apakabarnya tanah yang sedang dipijaki ini ?
Dan, saya masih merasakan cucuran air mata Ibu Pertiwi.
Sementara bumi terus berputar dan waktu pun bergulir, “entah kapan ia berhenti?”

Akhhhh!!! Aku hanya sedang bertanya kabar untuk para insan yang masih belum peka?
Ahhhhh!!! Masih banyak kudapati rengekan anak manja.
Ahhhh!!! Padahal enggan ku berkata Ahhh!
Ahhh!! Ku katakan saja dengan lantang,
Ahhh!!! Membunuh kejam pemikiran pesimistis yang membuat jiwa menjadi malas.
Akhh! Akhiri saja kebodohan diperbudak oleh belenggu ketidakpercayaan diri.

Kita kan punya TUHAN, Dia Pemilik Alam Semesta ini ?
Ahhhh!!! Aku jadi tak takut kehilangan apapun, karena aku punya Tuhan.
Ahhh! Biarkan saja para pencundang meratipi kehilangan duniawinya,
Sementara kita masih bisa berjalan dengan rasa hormat akan kejujuran, sikap amanah dan keyakinan pada Yang Maha Kuasa.
Ahhh! Biarkan saja para petinggi tertawa dengan perut besar bergoyang,
Kita kan disambut senyum para malaikat dalam sujud tahajud.
Ahh! Tak usah dipusingkan celotehan orang yang meremehkan kita,
Kita kan berjuang dalam jalan yang diridhoi-Nya.

Ahh! Sudahlah jangan didengarkan celoteh manusia berhati kerdil seolah mengerdilkan pemikiran kita. Padahal hati yang berporos pada Alloh memiliki kelapangan hati yang luar biasa.
Ahh! Ngapain pula kamu menangisi manusia yang lebih happy dalam maksiat,
Lebih baik hilang teman seribu yang tak sejalan daripada kehilangan Alloh.

Ahh!! Tak usah risau, bumi ini kan milik Alloh ?
Selalu ada tempat bagi para penikmat perintah-Nya,
Meski dikucilkan oleh seisi dunia karena takut pada-Nya,
Maka selalu ada tempat bagimu dimanapun kamu inginkan.
So, berjuanglah tanpa terbebani oleh perasaan ingin dipandang oleh manusia. Ingatlah Pandangan Alloh jauh lebih menyejukkan jiwa.
Jumat, 01 Mei 2015.