Tadinya nihhh cerpen mau di posting buat ikutan lomba minggu ini, tapi nampaknya saya mesti #Sabar dulu, soalnya untuk minggu ini ikutan sudah telat..heheheh. Minggu depan masih ada.... ^^
Buat yang udah menang selamat yaa ^_^ Ikut senang :D
Judul : Who am i ?
Buat yang udah menang selamat yaa ^_^ Ikut senang :D
Judul : Who am i ?
Karya : Mita RGR Permata
Nihhh cerpen terinspirasi dari lagu Sabar yg dinyanyikan sama Bang Afgan.
Nihhh cerpen terinspirasi dari lagu Sabar yg dinyanyikan sama Bang Afgan.
Di rumah sakit itu aku merasa ada seseorang yang aku tinggalkan, namun
aku tak bisa mengingat siapa Dia ?
“Hey,, ngelamun aja! Ke Kantin yuuu ?” tegur Lia yang membuyarkan
lamunanku.
“Enggak kok, hanya sedang berpikir saja.” Kelaku seraya berdiri dari tempat
duduk dan bergegas mengikuti Lia ke kantin.
Seperti biasa suasana kantin, nampak ramai banyak pasang muda/i
menghias, sebagian dari mereka sibuk bercakap-cakap dan sebagian lagi
menyendiri dengan tumpukan buku disamping mangkok mie ayamnya.
Lagi-lagi peristiwa yang sama terjadi, dan aku selalu merasa akrab
dengan peristiwa-peristiwa ini.
“Lia, sebentar lagi ada 3 pemuda yang mengganggu Jono dengan mengambil
buku-bukunya.” Ucapku seraya menunjuk ke arah Jono.
“Hahahaa, ada-ada saja. Tahu dari mana kamu Cit?”
Tak lama waktu berselang dari percakapan itu, datang 3 orang pemuda
dengan baju kemeja dengan 2 bagian kancing atas terbuka diluarnya ia kenakan
jaket kulit by Boston Leather Collection, yang satu tak ketinggalan menggunakan
kaos hitam dengan jaket jeans, satunya lagi pemuda itu memakai kaos putih
terlihat tampan sekali, didepan kaosnya tertulis “Who Am I?”
Si pemuda berkaos putih, duduk tepat dihadapan Jono. Kedua teman
pemuda berkaos putih itu lantas bermain-main dengan buku Jono yang mereka
ambil, saling melempar buku, membuat Jono merasa kesulitan untuk mengambil buku
tersebut. Aku sungguh merasa jengah dengan peristiwa yang kulihat nyaris setiap
kali aku makan di kantin kampus ini. Dengan sergap aku berdiri dari bangkuku,
dan aku langsung membantu Jono untuk mengambil bukunya.
“Hai Cit, jangan ikut campur.” Ucap Lia berusaha menghentikan
langkahku.
Kali ini, aku tidak bisa tinggal diam. Gerutuku dalam hati.
“Haiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.” Teriakanku membuat semua mata tertuju padaku.
“Ada apa gadis manis?” tanya salah satu pemuda yang memegang buku
Jono.
“Aku mohon kembalikan buku Jono.” Jawabku yang begitu ketakutan.
“Apa. Buku ini, apa urusanmu? Ohhh Jono kekasihmu yaa!” si pemuda itu
malah balik bertanya dan perlahan melangkah kearahku.
“Stopppppppppppppppppp!!!!” Teriakanku lebih kencang lagi, sehingga
membuatku tersadar dalam buaian mimpi semu.
Citra : “Uuups!!!” begitu
malunya aku tersadar.
“Lagi-lagi kamu tertidur saatku mengambil makanan yaa? Memalukan
padahal hanya 15 menit aku baru meninggalkan mu. Dasar tukang tidur, celoteh
Lia yang kesal terhadapku.”
“Cabut yuuu, tinggalkan saja makanannya.” Sanggahku yang langsung
menarik lengan Lia.
“Ya, ya,ya.. ini udah dibayar tahu, sayang bangetttttttttt.” Gerutu
Lia dengan nada kesal.
Aku pun berlari terburu-buru seraya memegang lengan Lia, hingga
kecerobohan kembali terjadi. Ya inilah aku Citra yang dikenal dengan ceroboh
(karena tindakanku kadang terlihat konyol/bodoh), mudah sekali tertidur dan
masih ada keunikan lainnya dari pribadiku.
“Hati-hati Cit...” tegur Lia mengingatkanku. (Lia adalah sahabat yang
baik, ia sudah seperti saudaraku sendiri. Meski awalnya aku tak pernah ingat
bagaimana kami bisa berteman dengan begitu akrab, namun Lia adalah teman yang
bisa membantuku, yaa walau terkadang saat berbicara ia begitu ketus.)
“Ada ap....? Uppps!!!! Maaf, ucapku yang ternyata Lia berusaha
mengingatkanku bahwa didepan ada seseorang yang bisa saja aku tabrak dengan
cara berjalanku yang seolah-olah berlari cepat karena malu.”
Who am i ? Yaa, aku menabrak seseorang yang bajunya bertuliskan Who am
i ?
Citra : “Ma...maaafkan
a......k”
“Awas, kamu menghalangi jalan kami.” gertak salah satu teman pemuda
Who am i itu.
Aku perhatikan mereka, ternyata bertiga dan sama seperti apa yang ada
dimimpiku. Baju yang mereka bertiga kenakan, mereka datang ke kantin bersama,
“Akhhh! Sudahlah tak usah aku pikirkan, ini mungkin hanya kebetulan saja.”
Sanggahku yang lantas meninggalkan tempat itu. “Woyyy, tungguin.” Teriak Lia
yang nyaris kulupakan dan kutinggalkan disana.
......^^.......
Esok pagi di Kampus Ceria ^^
...bla,bla,bla..... “Serius, ini enggak bercanda ?”
“Betul loch. Aku enggak nyangka banget, ternyata si kutu buku itu ...
Adeuhhhhhh.”
“Husst, husstttt orangnya dateng tuhhh.”
“Diam-diam aja yaa.”
Saat ku melangkahkan kaki didepan pintu masuk kelas, itulah yang ku
dengar. Aku jadi bertanya-tanya, siapa
ya yang mereka maksud dan apa yang sedang mereka ceritakan?
“Sabar,
sabarlah cintaku Hanya sementara kau harus dengannya Kau harus bersamanya kini.
Sabar, sabarlah cintaku Takkan selamanya karena
sebenarnya Kau tahu sesungguhnya aku....”
“Hei Cit, sepertinya Hp mu berdering
tuhhhh” .....
“Oh!! Terima kasih.” Jawabku yang tersadar
dari lamunanku.
Citra :
Haloo siapa nihhhh ?
Lia :
Ehhh dasar Cit-Cit. Save dong nomor aku, aku Lia. Kamu dimana, cepetan ya ke
Kantin sekarang!!!
Citra :
Lia tochh, tunggu yaa. Aku lagi di kelas nihhh. Lagi pada rame ‘gak tahu tuhh
ngomongin apa’an?
Lia :
Ya elaaa, kamu ‘gak baca sms ku yaa? Aku bilang jangan ke kelas dulu, langsung temui
aku di kantin.
Citra :
Duhhhh maaf, aku punya Hp belum lihat sms. Heheheheheh :D :D :D
Lia :
Katro tuhhh, capcay dech. Yooo wish, langsung kessini yee. (Tutttt,
tutttt....tuttt)
“Iichhhh dasar Liliana Ningsih.” Gerutuku
yang langsung meluncur menuju kantin.
----------- ^^ ----------
“sini-sini cepat duduk disampingku. Cit
ternyata kemarin apa yang kamu kata itu terjadi loch. Sekarang ini lagi jadi
Trand Topik loch. Masih ingat kan si Culun Jono itu, ia betul-betul dikerjain
sama 3 pemuda seperti yang kamu ceritakan itu, dan celakannya pemuda itu adalah
yang tabrakan dengan kamu kemarin waktu
di kantin. Jelas Lia bercerita dengan mimik yang terkesan-kesan dan
terheran-heran. “Kok kamu bisa tahu sich?”
“Masa sich, kebetulan aja kali. Kamu belum
cerita sama siapa-siapa kan ? “ tanya Citra penasaran.
“Tenanglah kita kan best friend. Btw anw
bsw, ternyatanya lagi tuhhh Si Jono tuhhhh suka sama kamu ?”
“Hahahaha... Please dech ‘gak lucu
banget.” Jawab Citra dengan nada datar.
“aku serius kali, semua orang udah pada tahu. Bahkan kamu juga bisa
lihat sebagian surat cintanya Jono buat kamu di mading Fakultas Seni.”
Lia pun langsung menggandeng lenganku dan bergegas mengajakku untuk
melihat surat yang ia maksud.
Nah loch, banyak yang suka kan tulisannya si Jono pe mahasiswa dari
Fakultas Fhotographi pada kumpul kayak
gitu. Pasti menurut mereka itu moment yang mesti diabadikan. Hahahha... gelak
tawa Lia, membuat orang-orang yang sedang berkumpul memandang ke arah kami.
“Hai, hai... Citra tuhhh.”
Yaa... hiruk pikuk menyebut namaku terdengar begitu jelas. Citra,
Citra, Citra. Bahkan ada yang tanpa sungkan mengatakan : “Cit, penggemar
rahasianya sama-sama culun.” Hahhahahha.....
Nampaknya mendengar itu Citra tak senang, ia lantas memutuskan untk
mengambil kertas-kertas di mading itu.
Lia : Cit, kenapa kamu
ambil. Kamu ‘gak suka yaa ?
Bahkan pertanyaan Lia pun tak Citra indahkan. Citra memutuskan untuk
pergi dari kerumunan masa itu, tepat di taman bunga belakang kampus. Ia ambil
ponsel dan menelepon seseorang. “Tolong pergi ke Taman belakang Kampus
sekarang!!”
Jam 3 sore di taman belakang kampus itu :
Citra : Aku merasa pernah
pergi beberapa kali ke tempat ini, tapi aku sama sekali tidak mampu mengingat
saat itu apa yang sedang aku lakukan dan bersama siapa aku?
“ Iya, aku ingat. Ini ke tiga kalinya kamu berkata demikian padaku Cit
?”
Citra : Lantas, mengapa
kamu tega melakukan itu padaku. Pada Lia sahabatku sendiri aku tak pernah
bercerita dengan apa yang sering aku alami, rasa sakit kepala yang luar biasa
yang sering menyerangku bahkan ketika aku merasa mengalami peristiwa yang sudah
aku lalui. Aku berbagi cerita padamu, karena aku percaya dan menganggapmu
sahabat baikku.
“Maafkan aku Cit, aku tidak bermaksud membuatmu malu. Aku hanya
berharap kamu baik-baik saja dan bahagia selalu, tidak pernah aku membayangkan
bahwa akhirnya akan menjadi seperti ini.”
Citra : Bukan begitu
maksudku, aku sama sekali tidak merasa malu. Aku hanya kecewa kenapa kamu tidak
mengatakannya langsung padaku, karena setidaknya kamu mengerti bagaimana perasaanku.
“Aku tahu Citra, iya karena aku tahu, aku simpan hanya untuk diriku
saja. Yaa aku tidak pernah tahu adalah berandalan tersebut akan membuatnya
menjadi seperti ini.”
Citra : Aku ?!!
“Maafkan aku Citra, aku minta maaf karena sebagai sahabat aku memiliki
perasaan lebih terhadapmu. Aku tak pantas bersahabat dengan mu Citra, maafkan
aku.” Ucap lelaki itu yang perlahan-lahan mulai mendekati Citra.
Citra : Maafkan aku Jono,
tolong berikan aku waktu. Maaf.... (Citrapun berlalu dan meninggalkan Jono seorang
diri di taman belakang Kampus itu)
1 bulan berlalu...
Namanya juga gosip, lagi hangat ya jadi obrolan terus sudah ‘gak hot
berlalu begitu aja. Celoteh Lia yang saat itu sedang bersama Citra di tempat
Favorit mereka (kantin).
Lia : Cit, aku mau pesan makanan kamu jangan ketiduran lagi yaa
?
Citra : Tergantung lama
atau tidaknya makanan datang ya, ahhahahhahah :D
Lia : Dasar Putri Tidur
#@#%#&^%^$%#@$@@^@#%$%^
... ^^ ...
“Sabar,
sabarlah cintaku Hanya sementara kau harus dengannya Kau harus bersamanya kini.
Sabar, sabarlah cintaku Takkan selamanya karena
sebenarnya Kau tahu sesungguhnya aku....”
Citra : Halooo, siapa nihhh
?
“Emmm... kebiasaan yaa. Save dong Say, ini sama Jon.”
Citra : Hahaha, aku save
kok hanya saja namanya tak muncul.
Jon : Ngeles aja. Ya
udah, lagi dimana ? Aku lagi di Bandung nihhh, kita ketemu yaa?
Citra : Aku di kantin
kampus. Sini aja yaa atau kita ketemu di tempat biasa aja.
Jon : Shippp, tempat
biasa yaa. 5 menit lagi aku sampai. Tut....tut...tut....
... 5 menit kemudian ...
Citra : Kamu, kapan datang
?
Jon : Aku kangen banget
kamu, Cit. Bagaiamana kabar mu ?
Citra : Kamu kapan datang ?
Jangan alihkan pembicaraan.
Jon : Oya Cantik, maafkan
kakanda mu ini. Sebetulnya aku sudah datang 1 minggu yang lalu.
Citra : 1 minggu yang lalu,
baru mengubungi aku sekarang. Aku Marah, karena kam...???
Jon : Ehhh.... jangan marah
dulu dong, aku kan mesti memersiapkan semuanya biar lancar.
Citra : Maksudnya apa ?
Jon : Aku mau melamarmu,
maukah kamu menikah denganku ?
“di taman bunga belakang kampus ini, tempat pertama kita ketemu aku
ingin meminangmu menjadi istriku menemaniku saat suka dan suka, bersediakah
kamu menerimaku menjadi suamimu. Seraya memberikan 1 buket mawar yang di atas
mawar tersebut telah terselip cincin.”
“Amm.. bentar yaa, aku pikir-pikir dulu. Aku rugi jadi istri mu.”
Jawab Citra sambil tersenyum.
Jon : Dasar Putri Tidur,
aku marah nih kalau kamu tolak aku !!!
Citra : Hahaha.. gitu aja
marah. Iya dech, aku terima, aku bersedia menjadi istri mu saat suka,suka dan
suka aja yaa. Hahhaha..
Jon : Dasar
Cit-Cit...xixixiixixiixix :D :D :D
“Cit, terima kasih ya karena kamu menerima lamaranku. Aku dan orang
tua ku sudah bertemu dengan orang tua mu, aku siap menerima segala hal
tentangmu, aku pun sudah siap menerima konsekuensi saat ingatanmu pulih kembali
dan aku tidak akan pernah meminta mu untuk berhenti berjuang mengingat
semuanya. Aku berjanji dalam sisa usiaku, aku akan berusaha membuatmu menjadi
wanita paling bahagia. Sebulan lagi Cit, iya satu bulan lagi aku akan
mempersuntingmu. Satu bulan lagi, mohon bersabarlah.” Ucap Jon penuh harap.
Citra : Apa kata orang tuaku
saat kau datang menemui bersama orang tuamu ?
Jon : Rupanya, ia sama
sekali tidak mendengar dengan apa yang aku ucapkan padanya. Dia selalu seperti
itu, setelah ia merasa nyaman, senang, sendiri, tertidur, dan hal-hal
berhubungan dengan jenis pemikiran dia akan langsung mengambil mp3 dan
menikmati musik favoritnya, kemudian dia akan melepaskan lagi handsfreenya
ketika dia merasa ada sesuatu yang membuatnya penasaran. Citra, aku akan
berusaha memahamimu lebih mendalam lagi. “Huhhh... hela nafas Jon terasa begitu
berat.”
Citra : Woyyy, kok malah
melamun aja sich. Pertanyaanku ‘gak dijawab ?
Jon : Maaf, aku sedang
berpikir akan tinggal dimana kita setelah menikah nanti.
Citra : Aku, aku, aku...
kalau boleh, aku ingin berada dekat dengan tempat yang membawa ku lebih dekat
dengan ingatanku.
Jon : Apapun Cit,
dimanapun ? Aku akan mencoba untuk terus mendukung dan membantumu menemukan
ingatanmu.
Citra : Sungguh, apa kamu
bisa menceritakan kembali pertemuaan pertama kita dimana ? Aku mencoba
mengingatnya namun sulit bagiku, dan ini membuat kepalaku semakin terasa sakit.
Jon : Berat bagiku
sebetulnya, namun mungkin inilah saatnya aku mengatakan sejujurnya karena tak
ingin ada rahasia setelah kita menikah nanti. “Baiklah, untuk memulai cerita
yang kan terasa panjang, aku mau beli minuman disebrang yaaa. Kamu tunggu aku”
pinta Jon seraya mulai berjalan.
Tunggu sebentar, aku merasa pernah mendengar kalimat seperti ini. Dimana
yaa ? Tapi akhh!!! Sudahlah biar aku saja yang membeli minuman, kamu tunggulah
aku. Okeeeee. Ucap Citra seraya langsung berlari.
Tapi Cit......#$$&^*(()^(^*&^$$#@@@@$$##
Cekitttttttt, darrrrrrrr...
.... “kasihan yaa, masih muda cantik lagi. Tuhhh tuhhh tuhhh yang
nabraknya turun dari mobil, ayo cepat panggil ambulance.”
Jono pun yang tengah asyik mendengarkan
musik merasa khawatir karena Citra belum kembali juga. “sudah sekitar 15 menit
yang lalu, Citra membeli minuman tapi ia belum juga kembali, perasaanku jadi
tidak tenang.” .... Jono pun memutuskan untuk menyusul Citra.
Dilihatnya kerumunan orang yang baru saja membubarkan diri di depan
mini market sebrang taman belakang kampus.
“Ada apa mbak, orang-orang tadi berkumpul didepan mini market ini?”
tanya Jon kepada mba Kasir mini market tersebut.
“Tadi ada wanita muda dan cantik tertabrak, ironis sekali padahal ia
baru saja keluar dari mini market ini dengan senyumannya yang manis.” Jawab mbak
kasir tersebut.
Jantung begitu berdegug lebih kencang, tidak, tidak, tidak begitu. Bukan,
jangan Citra Tuhan, jangan Citra. (terus saja ia bergumam didalam hatinya,
berdoa berharap bukanlah Citra yang dimaksud oleh mbak kasir ini). “kalau boleh
tahu, ke rumah sakit mana wanita itu dibawa mbak ?” tanya Jon penasaran.
“kalau gak salah dengar, tadi ada yang telepon RS. Hasan Sadikin dech,
iya gitu dech. Sebentar saya tanya teman saya dulu. “ Nez, yang tadi ambulance
dari mana ya ?” ... “ RS. Hasan Sadikin.”.. “Oh Yaa, trima kasih..”... “Betul
Mas, Rumah Sa...... Ehhh, kemana si mas itu yaa. Eum... gak sopan banget
langsung pergi gitu aj.” Keluh mba kasir itu.
Jon begitu khawatir, hingga tanpa pikir panjang lagi ia langsung
menuju RS. Hasan Sadikin. Sesampainya disana, ia langsung bertanya pasien yang
baru saja masuk karena di tabrak. Dalam gusarnya pemikiran, Jon mencari ruang
yang dimaksud oleh perawat di tempat pendaftaran. Nampak didepan pintu itu
seorang pria sedang duduk.
“Who am i, kaos kegemaran pria itu selalu bertuliskan Who am i. Apa yang
sedang kamu lakukan disini ?” tanya Jon penasaran.
“bukan urusan mu.” Jawabnya begitu ketus.
Tak lama berselang, ruangan IGD itu terbuka. Nampaklah seorang dokter,
“Siapa diantara kalian berdua keluarga pasien didalam?”
“saya calon suaminya, saya pacarnya.” Jawab kedua lelaki tersebut.
“Apa, apa maksud kalian berdua?” tanya Dokter yang kebingungan. “sudah,
siapa diantara kalian berdua yang mengenal keluarganya, tolong segera dihubungi
karena kita harus langsung melakukan oprasi dan memerlukan darah AB.”
“Silakan gunakan darah saya Dok, kebetulan saya Ab.” Jawab Jon sembari
bergegas menelepon Orang Tua Citra.
.... 30 menit kemudian....
“Oprasi akan berlangsung selama 2 jam, keluarga diharap tenang dan bantu
kami dengan doa, karena Alloh lah Maha Penyembuh.” Ucap Dokter yang kemudian
memasukin Ruang Oprasi.
“Jon, sebetulnya apa yang terjadi dan mengapa Roni bisa ada disini. Mungkinkah
?” tanya ibu Citra penasaran.
Jon : Maafkan saya tante,
saya juga tidak tahu peristiwa yang sebenarnya. Saat saya ke Rumah Sakit ini,
Roni sudah ada disini.
“Ron, bisa kamu ceritakan pada kami?” sela Ayah Citra.
Ron : Maafkan saya Om
Tante, saya tak sengaja menabrak Citra. Saya benar-benar tidak sengaja
melakukan itu.
“Apa, Plakkkk....” terdengar keras dan meninggalkan bekas diwajah saat
Ayah Citra menampar Roni.
Ibu Citra : Sabar
yaa, tahan emosi Ayah. Walau bagaimanapun kita harus menjaga perasaan Citra.
Ayah Citra : Apa maksud
kamu, apa kamu mau balas dendam, karena kami melarang kamu menemui, mendekati
dan berhubungan lagi dengan Citra setelah peristiwa kecelakaan 2 tahun yang
lalu. Begini cara kamu menjaga cinta kamu terhadap Citra. Dasar laki-laki tidak
berguna, pantas saja dari semua ingatannya, hanya ingatan tentang kamu yang
Citra sulit mengingatnya. Pergi kamu dari sini, aku tidak mau melihatmu lagi.
Roni : Tidak begitu Om,
saya benar-benar tidak bermaksud seperti itu. Kecelakaan ini benar-benar tidak
diseganja. Maafkan saya Om Tante, maafkan saya Jono.
Ayah Citra : Sudah,
kami tidak mau mendengar ocehan mu. Pergi sekarang juga atau saya akan panggil
Polisi dan memenjarakan kamu, karena kamu telah sembrono dalam berkendaraan.
PERGI KAMU!!!
Ibu Citr : Sabar
Yaah, sabar. Hiks,, hiks, hikssss
Jon/Jono : Roni,
lebih baik sekarang kamu pergi dulu. Aku memahami perasaanmu, aku berjanji akan
mengabari tentang kondisi Citra.
Roni : Maafkan aku Jono,
aku minta maaf. Tolong beri tahu aku kondisinya. Kamu tahu kan nomor ku,
tolonglah. (Roni pun berlalu dan meninggalkan Rumah Sakit itu dengan perasaan
yang tidak karuan)
... 2 jam berlalu .....
“Dokter mengatakan oprasinya berjalan lancar, tunggu kondisi sampai
besok pagi kita baru bisa menjenguk dan mengajaknya berbicara. Om dan Tante,
silakan pulang kerumah untuk beristirahat. Citra saya akan menjaganya.” Pinta Jon
“terima kasih Jon, kabari Om dan Tante yaa. Kamu memang calon suami
yang baik. Kamu juga jaga kondisi kesehatan yaa.”
..... Keesokan harinya ....
Citra, aku takut sekali, aku benar-benar takut. Bagaimana ini, apakah
yang akan terjadi ? apa yang harus aku katakan, dokter mengatakan bahwa
kecelakaan ini bisa saja membuat ingatan mu kembali lagi. Apa aku siap, kamu
tinggalkan. Aku, aku.... !!!
“Jon, aku haus. Bisakah kamu membantuku
mengambilkan minuman. “ ucap Citra yang tiba-tiba teersadar.
“Cit, ka.. kamu sudah sadar. Syukurlah,
kami mengkhawatirkan mu. Minum, minum, ini minumlah dulu.” Jon pun membantu Citra
untuk minum.
Jon :
Bagaimana perasaanmu saat ini Citra, aku minta maaf. Benar-benar meminta maaf
padamu. Maafkan aku Citra, aku tidak mampu melindungimu, hingga kamu menjadi
sepert ini.
Citra :
Berhentilah Jon, berhentilah kamu menyalahkan dirimu sendiri. Aku tahu semua
itu bukanlah salahmu. Kini semua ingatanku telah kembali, aku mampu mengingat
semua peristwa pertama kali aku bertemu dengan mu Jon, aku juga menjadi ingat
tentang pemuda yang senang mengenakan kaos bertuliskan Who am i ? aku ingat
dengan semuanya Jon. Aku mengingat semua, bahkan yang seharusnya tak ku ingat.
Jon :
Citra, aku bersalah padamu. Maafkan aku, peristiwa 2 tahun yang lalu aku
benar-benar menyesalinya, aku tidak pernah berencana membuatmu menjadi tak
mampu mengingat Roni, aku begitu syok hingga aku sempat menghilang dan kembali
sebagai Jono, menjadi sahabat dekat mu, berusaha melindungimu secara diam-diam
dan malah terhanyut dan jatuh cinta, maafkan aku, padahal aku mengetahui semua
tentang mu dan Roni, tapi aku malah bukam seribu bahasa. Aku benar-benar
bersalah terhadapmu dan Roni. Namun semua cintaku selama ini adalah nyata.
Citra :
Aku mengerti Jon, sebetulnya kamu tidak sepenuhnya salah. Saat itu aku dan Roni
sedang bertengkar hebat, kamu hanya menjadi media menghentikan pertengkaran
kami. Aku ingat Jon, bahkan peristiwa yang sebetulnya tak ingin aku ingat
kembali.
Jon :
Maksud mu Citra, aku tidak mengerti semua ini ?
Citra :
Jon, tolonglah. Aku ingin menyudahi semua ini, aku mohon hubungi Roni dan Lia,
aku ingin bertemu dengan mereka, aku mohon Jon bantu aku, saat mereka datang
tinggalkan kami. Anggaplah ini permohonan terakhir dariku, setelah ini aku
tidak akan menyusahkan kamu lagi Jon.
Jon :
Aku mengerti Citra, memang aku panats mendapatkan ini. Bahagialah untukmu, aku
tak ingin kamu banyak menangis dan tertidur tiba-tiba hanya karena ingin
mengingat peristiwa-peristiwa yang membuat kamu terpisah dengan orang-orang
yang kamu cintai. Sekali lagi maafkan aku. Aku akan mengembalikan semua pada
tempatnya.
Citra :
Terima kasih pengertiaannya Jon, kamu memang yang terbaik. Aku tidak menyesali
peristiwa 2 tahun lalu, dan aku tidak pernah menyalahkan kamu untuk itu, sampai
saat ini aku bersyukur telah bertemu dengan begitu. Namun demikian, ini adalah
waktunya aku bertemu dengan Rono dan Lia, setelah 2 tahun lamanya aku tidak
menyadari ini.
..... 3 jam kemudian .....
Jon :
Roni, Citra begitu mencintaimu, aku rasa ini saatnya aku pergi. Tolong jaga
Citra, lindungi dan bahagiakanlah. Aku menitipkan cintaku pada lelaki yang
pertama kali mencintainya. Maafkan aku Ron, telah mengambilnya dari mu. Tolong berikan
surat ini pada Citra.
....... ^^ .........
Ron :
Aku senang kamu sudah tersadar, aku benar-benar khawatir padamu. Bagaiamana sekarang
kesehatanmu, Citra sayang ?
Citra :
Aku baik Ron, terima kasih telah mengkhawatirkan aku dan terima kasih telah
menabrak ku.
Ron :
Jangan berkata begitu Citra, aku minta maaf.
Citra :
Minta maaf untuk yang mana, minta maaf untuk peristiwa 2 tahun yang lalu atau ?
Ron :
Maksud mu Citra, aku tidak mengerti ?
Citra :
Lia, tolong keluarlah.
Lia yang tenryata sudah datang lebih awal
dari Roni, telah berbicara dengan Citra, meminta atas peristiwa tahun lalu dan sengaja bersembunyi di kamar
mandi untuk merencanakan semua ini.
“Ron, aku sudah tahu. Lia sudah
menjelaskan semuanya. Aku sadari betapa bodohnya aku yang telah begitu buta,
tak bisa membedakan antara rasa cinta yang sebenarnya dan rasa suka karena kamu
begitu Ppopuler. Aku tidak tahu sebelumnya bahwa kamu dan Lia telah menjalin
hubungan, saat itu jika kalian jujur padaku, aku akan ikhlas melepaskanmu dan
tidak akan menyalahkan Lia hingga membuat Lia mendorongku dan Jon yang saat itu
melintas dengan mobilnya dan menabrak aku.”
“Tidak bisa, aku tidak bisa menerima semua
ini. Hubungan aku dan Lia sudah berakhir 2 tahun yang lalu, aku tidak mencintainya.
Aku mencintaimu, jadi tolong jangan tinggalkan aku, sudah cukup bagiku 2 tahun
ini tidak bisa bersamamu.” pinta Roni.
“Maafkan aku Ron, 2 tahun ini aku
menyadari satu hal tentang cinta, bahwa ternyata cinta itu adalah Mensyukuri
kehadirannya. Aku mempelajari itu dari Jon, dia tulus mencintaiku, dengan
caranya menjagaku, melindungi hatiku hingga aku benar-benar merasa bensyukur
untuk semua hal yang aku miliki. Ini berbeda saat aku bersama mu Ron, aku hanya
merasa bahwa bergandengan dengan mu adalah sesuatu yang membuatku hebat, dan
kehebatan itu tenyata menyakitu sahabat dan orang disekitarku. Maafkan aku Ron,
aku sudah memutuskan bahwa aku tetap akan menikah dengan Jon.”
Roni :
Jika kamu mengatakan ini 3 jam yang lalu. Mungkin kamu masih bisa menghentikan
Jon. Maafkan aku Citra, 3 jam yang lalu Jon sudah berpamitan denganku. Rupanya ia
salah paham padany, Jon mengira kamu harus kembali kepada cintamu. Ini surat
dari Jon. Ia mungkin hanya ini yang bisa aku lakukan setelah peristiwa 2 tahun
yang lalu, semoga kamu beruntung dan mampu bersatu dengan cintamu.
Citra :
Maksudmu Ron, surat apa ???
“Bacalah sendiri, kami akan meninggalkanmu,
agar kamu bisa benar-benar memahami perasaanmu terhadapnya maupun terhadapku,
karena aku masih berharap padamu.” Ucap Roni.
“
Citra, pujaan hati lelaki...
Saat
aku bertemu denganmu, aku telah berjanji pada diriku sediri,
Aku
akan mencintai semua tentangmu, termasuk semua kenangan manis dan pahit.
Citra
yang telah menawan hatiku,,,
Maafkan
telah berani masuk dalam kehidupanmu,
Mencoba
mencintaimu dalam situasi yang tidak pernah aku pahami sebelumnya tentang
hidupmu.
Citra,
yang terkasih.
Siapapun
kamu dan bagaiamanapun tentang ingatan yang terlupakan itu...
Semoga
adalah kenangan indah yang sekarang telah kembali dalam hidupmu.
Sempat
aku berpikir, bahwa aku berharap dihatimu sedikit tersimpan tentangku..
Bahkan dengan rasa PD ku, aku malah
berharap bisa menjadi Kekasih Rahasiamu yang paling mencintaimu, malah
harapanku adlah kamu lebih mencintaiku :
“Sesungguhnya aku yang paling kau cinta, sesungguhnya aku yang paling kau mau Rahasiakan aku sedalam-dalamnya cintamu”
“Sesungguhnya aku yang paling kau cinta, sesungguhnya aku yang paling kau mau Rahasiakan aku sedalam-dalamnya cintamu”
Akan tetapi
rasanya itu tak mungkin, betapa serakahnya aku jika berharap dan menginginkanmu
disaat kau bersama dengan lelaki yang kamu cintai.
Citra
pelita hatiku,
Aku
sadari hadir disaat tak tepat,
Aku
seolah menjadi orang yang begitu bodoh, berlayar tanpa tahu harus berhenti
didermaga mana...
Aku
hargai keputusan mu untuk kembali pada Roni, karena ia adalah yang pertama kamu
cintai dan hadir ditaman belakang kampus itu.
Namun
demikian kamu adalah dendang terindah yang telah menemani hidupku selama ini,
Terima
kasih duhai Citra yang manis, Putri Tidur yang aku cintai..
Bahagialh
dengan pilihan hatimu, dan kenanglah aku sebagai lelaki baik yang pernah hadir
di hidupmu.
Dari
yang tak ingin dilupakan,
Jon
adalah Si Cupu Jono.
.. hiks..hiks... air mata Citra jatuh membasuh tinta hitam
diatas kertas putih itu. Bodoh bodoh bodoh, dasar Jono.... telepon mana
teleponku..... Gerutu Citra.
“ Dasar mau Jon atau Jono, kamu memang
benar-benar Bodoh dan Culun. Seenaknya saja kamu pergi dariku, tanpa
bertanggung jawab. Aku mencintai dan memilihmu, cepat datang kesini, Sekarang
!!!” pinta Citra dibalik telepon selulernya.
================ SELESAI ================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar