Sabtu, 19 Oktober 2013

WHO AM I ? #SabarGan



Tadinya nihhh cerpen mau di posting buat ikutan lomba minggu ini, tapi nampaknya saya mesti #Sabar dulu, soalnya untuk minggu ini ikutan sudah telat..heheheh. Minggu depan masih ada.... ^^
Buat yang udah menang selamat yaa ^_^ Ikut senang :D



Judul  : Who am i ?
Karya : Mita RGR Permata
 Nihhh cerpen terinspirasi dari lagu Sabar yg dinyanyikan sama Bang Afgan.


Di rumah sakit itu aku merasa ada seseorang yang aku tinggalkan, namun aku tak bisa mengingat siapa Dia ?
“Hey,, ngelamun aja! Ke Kantin yuuu ?” tegur Lia yang membuyarkan lamunanku.
“Enggak kok, hanya sedang berpikir saja.” Kelaku seraya berdiri dari tempat duduk dan bergegas mengikuti Lia ke kantin.
Seperti biasa suasana kantin, nampak ramai banyak pasang muda/i menghias, sebagian dari mereka sibuk bercakap-cakap dan sebagian lagi menyendiri dengan tumpukan buku disamping mangkok mie ayamnya.
Lagi-lagi peristiwa yang sama terjadi, dan aku selalu merasa akrab dengan peristiwa-peristiwa ini.
“Lia, sebentar lagi ada 3 pemuda yang mengganggu Jono dengan mengambil buku-bukunya.” Ucapku seraya menunjuk ke arah Jono.
“Hahahaa, ada-ada saja. Tahu dari mana kamu Cit?”
Tak lama waktu berselang dari percakapan itu, datang 3 orang pemuda dengan baju kemeja dengan 2 bagian kancing atas terbuka diluarnya ia kenakan jaket kulit by Boston Leather Collection, yang satu tak ketinggalan menggunakan kaos hitam dengan jaket jeans, satunya lagi pemuda itu memakai kaos putih terlihat tampan sekali, didepan kaosnya tertulis “Who Am I?”
Si pemuda berkaos putih, duduk tepat dihadapan Jono. Kedua teman pemuda berkaos putih itu lantas bermain-main dengan buku Jono yang mereka ambil, saling melempar buku, membuat Jono merasa kesulitan untuk mengambil buku tersebut. Aku sungguh merasa jengah dengan peristiwa yang kulihat nyaris setiap kali aku makan di kantin kampus ini. Dengan sergap aku berdiri dari bangkuku, dan aku langsung membantu Jono untuk mengambil bukunya.
“Hai Cit, jangan ikut campur.” Ucap Lia berusaha menghentikan langkahku.
Kali ini, aku tidak bisa tinggal diam. Gerutuku dalam hati. “Haiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.” Teriakanku membuat semua mata tertuju padaku.
“Ada apa gadis manis?” tanya salah satu pemuda yang memegang buku Jono.
“Aku mohon kembalikan buku Jono.” Jawabku yang begitu ketakutan.
“Apa. Buku ini, apa urusanmu? Ohhh Jono kekasihmu yaa!” si pemuda itu malah balik bertanya dan perlahan melangkah kearahku.
“Stopppppppppppppppppp!!!!” Teriakanku lebih kencang lagi, sehingga membuatku tersadar dalam buaian mimpi semu.
Citra       : “Uuups!!!” begitu malunya aku tersadar.
“Lagi-lagi kamu tertidur saatku mengambil makanan yaa? Memalukan padahal hanya 15 menit aku baru meninggalkan mu. Dasar tukang tidur, celoteh Lia yang kesal terhadapku.”
“Cabut yuuu, tinggalkan saja makanannya.” Sanggahku yang langsung menarik lengan Lia.
“Ya, ya,ya.. ini udah dibayar tahu, sayang bangetttttttttt.” Gerutu Lia dengan nada kesal.
Aku pun berlari terburu-buru seraya memegang lengan Lia, hingga kecerobohan kembali terjadi. Ya inilah aku Citra yang dikenal dengan ceroboh (karena tindakanku kadang terlihat konyol/bodoh), mudah sekali tertidur dan masih ada keunikan lainnya dari pribadiku.
“Hati-hati Cit...” tegur Lia mengingatkanku. (Lia adalah sahabat yang baik, ia sudah seperti saudaraku sendiri. Meski awalnya aku tak pernah ingat bagaimana kami bisa berteman dengan begitu akrab, namun Lia adalah teman yang bisa membantuku, yaa walau terkadang saat berbicara ia begitu ketus.)
“Ada ap....? Uppps!!!! Maaf, ucapku yang ternyata Lia berusaha mengingatkanku bahwa didepan ada seseorang yang bisa saja aku tabrak dengan cara berjalanku yang seolah-olah berlari cepat karena malu.”
Who am i ? Yaa, aku menabrak seseorang yang bajunya bertuliskan Who am i ?
Citra       : “Ma...maaafkan a......k”
“Awas, kamu menghalangi jalan kami.” gertak salah satu teman pemuda Who am i itu.
Aku perhatikan mereka, ternyata bertiga dan sama seperti apa yang ada dimimpiku. Baju yang mereka bertiga kenakan, mereka datang ke kantin bersama, “Akhhh! Sudahlah tak usah aku pikirkan, ini mungkin hanya kebetulan saja.” Sanggahku yang lantas meninggalkan tempat itu. “Woyyy, tungguin.” Teriak Lia yang nyaris kulupakan dan kutinggalkan disana.
......^^.......
Esok pagi di Kampus Ceria ^^
...bla,bla,bla..... “Serius, ini enggak bercanda ?”
“Betul loch. Aku enggak nyangka banget, ternyata si kutu buku itu ... Adeuhhhhhh.”
“Husst, husstttt orangnya dateng tuhhh.”
“Diam-diam aja yaa.”
Saat ku melangkahkan kaki didepan pintu masuk kelas, itulah yang ku dengar. Aku jadi  bertanya-tanya, siapa ya yang mereka maksud dan apa yang sedang mereka ceritakan?
Sabar, sabarlah cintaku Hanya sementara kau harus dengannya Kau harus bersamanya kini. Sabar, sabarlah cintaku Takkan selamanya karena sebenarnya Kau tahu sesungguhnya aku....”
“Hei Cit, sepertinya Hp mu berdering tuhhhh” .....
“Oh!! Terima kasih.” Jawabku yang tersadar dari lamunanku.
Citra       : Haloo siapa nihhhh ?
Lia           : Ehhh dasar Cit-Cit. Save dong nomor aku, aku Lia. Kamu dimana, cepetan ya ke Kantin sekarang!!!
Citra       : Lia tochh, tunggu yaa. Aku lagi di kelas nihhh. Lagi pada rame ‘gak tahu tuhh ngomongin apa’an?
Lia           : Ya elaaa, kamu ‘gak baca sms ku yaa? Aku bilang jangan ke kelas dulu, langsung temui aku di kantin.
Citra       : Duhhhh maaf, aku punya Hp belum lihat sms. Heheheheheh :D :D :D
Lia           : Katro tuhhh, capcay dech. Yooo wish, langsung kessini yee. (Tutttt, tutttt....tuttt)
“Iichhhh dasar Liliana Ningsih.” Gerutuku yang langsung meluncur menuju kantin.
----------- ^^ ----------
“sini-sini cepat duduk disampingku. Cit ternyata kemarin apa yang kamu kata itu terjadi loch. Sekarang ini lagi jadi Trand Topik loch. Masih ingat kan si Culun Jono itu, ia betul-betul dikerjain sama 3 pemuda seperti yang kamu ceritakan itu, dan celakannya pemuda itu adalah yang tabrakan dengan kamu  kemarin waktu di kantin. Jelas Lia bercerita dengan mimik yang terkesan-kesan dan terheran-heran. “Kok kamu bisa tahu sich?”
“Masa sich, kebetulan aja kali. Kamu belum cerita sama siapa-siapa kan ? “ tanya Citra penasaran.
“Tenanglah kita kan best friend. Btw anw bsw, ternyatanya lagi tuhhh Si Jono tuhhhh suka sama kamu ?”
“Hahahaha... Please dech ‘gak lucu banget.” Jawab Citra dengan nada datar.
“aku serius kali, semua orang udah pada tahu. Bahkan kamu juga bisa lihat sebagian surat cintanya Jono buat kamu di mading Fakultas Seni.”
Lia pun langsung menggandeng lenganku dan bergegas mengajakku untuk melihat surat yang ia maksud.
Nah loch, banyak yang suka kan tulisannya si Jono pe mahasiswa dari Fakultas Fhotographi pada  kumpul kayak gitu. Pasti menurut mereka itu moment yang mesti diabadikan. Hahahha... gelak tawa Lia, membuat orang-orang yang sedang berkumpul memandang ke arah kami.
“Hai, hai... Citra tuhhh.”
Yaa... hiruk pikuk menyebut namaku terdengar begitu jelas. Citra, Citra, Citra. Bahkan ada yang tanpa sungkan mengatakan : “Cit, penggemar rahasianya sama-sama culun.” Hahhahahha.....
Nampaknya mendengar itu Citra tak senang, ia lantas memutuskan untk mengambil kertas-kertas di mading itu.
Lia           : Cit, kenapa kamu ambil. Kamu ‘gak suka yaa ?
Bahkan pertanyaan Lia pun tak Citra indahkan. Citra memutuskan untuk pergi dari kerumunan masa itu, tepat di taman bunga belakang kampus. Ia ambil ponsel dan menelepon seseorang. “Tolong pergi ke Taman belakang Kampus sekarang!!”
Jam 3 sore di taman belakang kampus itu :
Citra       : Aku merasa pernah pergi beberapa kali ke tempat ini, tapi aku sama sekali tidak mampu mengingat saat itu apa yang sedang aku lakukan dan bersama siapa aku?
“ Iya, aku ingat. Ini ke tiga kalinya kamu berkata demikian padaku Cit ?”
Citra       : Lantas, mengapa kamu tega melakukan itu padaku. Pada Lia sahabatku sendiri aku tak pernah bercerita dengan apa yang sering aku alami, rasa sakit kepala yang luar biasa yang sering menyerangku bahkan ketika aku merasa mengalami peristiwa yang sudah aku lalui. Aku berbagi cerita padamu, karena aku percaya dan menganggapmu sahabat baikku.
“Maafkan aku Cit, aku tidak bermaksud membuatmu malu. Aku hanya berharap kamu baik-baik saja dan bahagia selalu, tidak pernah aku membayangkan bahwa akhirnya akan menjadi seperti ini.”
Citra       : Bukan begitu maksudku, aku sama sekali tidak merasa malu. Aku hanya kecewa kenapa kamu tidak mengatakannya langsung padaku, karena setidaknya kamu mengerti bagaimana perasaanku.
“Aku tahu Citra, iya karena aku tahu, aku simpan hanya untuk diriku saja. Yaa aku tidak pernah tahu adalah berandalan tersebut akan membuatnya menjadi seperti ini.”
Citra       : Aku ?!!
“Maafkan aku Citra, aku minta maaf karena sebagai sahabat aku memiliki perasaan lebih terhadapmu. Aku tak pantas bersahabat dengan mu Citra, maafkan aku.” Ucap lelaki itu yang perlahan-lahan mulai mendekati Citra.
Citra       : Maafkan aku Jono, tolong berikan aku waktu. Maaf.... (Citrapun berlalu dan meninggalkan Jono seorang diri di taman belakang Kampus itu)
1 bulan berlalu...
Namanya juga gosip, lagi hangat ya jadi obrolan terus sudah ‘gak hot berlalu begitu aja. Celoteh Lia yang saat itu sedang bersama Citra di tempat Favorit mereka (kantin).
 Lia          : Cit, aku mau pesan makanan kamu jangan ketiduran lagi yaa ?
Citra       : Tergantung lama atau tidaknya makanan datang ya, ahhahahhahah :D
Lia           : Dasar Putri Tidur #@#%#&^%^$%#@$@@^@#%$%^
... ^^ ...
Sabar, sabarlah cintaku Hanya sementara kau harus dengannya Kau harus bersamanya kini. Sabar, sabarlah cintaku Takkan selamanya karena sebenarnya Kau tahu sesungguhnya aku....”
Citra       : Halooo, siapa nihhh ?
“Emmm... kebiasaan yaa. Save dong Say, ini sama Jon.”
Citra       : Hahaha, aku save kok hanya saja namanya tak muncul.
Jon         : Ngeles aja. Ya udah, lagi dimana ? Aku lagi di Bandung nihhh, kita ketemu yaa?
Citra       : Aku di kantin kampus. Sini aja yaa atau kita ketemu di tempat biasa aja.
Jon         : Shippp, tempat biasa yaa. 5 menit lagi aku sampai. Tut....tut...tut....
... 5 menit kemudian ...
Citra       : Kamu, kapan datang ?
Jon         : Aku kangen banget kamu, Cit. Bagaiamana kabar mu ?
Citra       : Kamu kapan datang ? Jangan alihkan pembicaraan.
Jon         : Oya Cantik, maafkan kakanda mu ini. Sebetulnya aku sudah datang 1 minggu yang lalu.
Citra       : 1 minggu yang lalu, baru mengubungi aku sekarang. Aku Marah, karena kam...???
Jon         : Ehhh.... jangan marah dulu dong, aku kan mesti memersiapkan semuanya biar lancar.
Citra       : Maksudnya apa ?
Jon         : Aku mau melamarmu, maukah kamu menikah denganku ?
“di taman bunga belakang kampus ini, tempat pertama kita ketemu aku ingin meminangmu menjadi istriku menemaniku saat suka dan suka, bersediakah kamu menerimaku menjadi suamimu. Seraya memberikan 1 buket mawar yang di atas mawar tersebut telah terselip cincin.”
“Amm.. bentar yaa, aku pikir-pikir dulu. Aku rugi jadi istri mu.” Jawab Citra sambil tersenyum.
Jon         : Dasar Putri Tidur, aku marah nih kalau kamu tolak aku !!!
Citra       : Hahaha.. gitu aja marah. Iya dech, aku terima, aku bersedia menjadi istri mu saat suka,suka dan suka aja yaa. Hahhaha..
Jon         : Dasar Cit-Cit...xixixiixixiixix :D :D :D
“Cit, terima kasih ya karena kamu menerima lamaranku. Aku dan orang tua ku sudah bertemu dengan orang tua mu, aku siap menerima segala hal tentangmu, aku pun sudah siap menerima konsekuensi saat ingatanmu pulih kembali dan aku tidak akan pernah meminta mu untuk berhenti berjuang mengingat semuanya. Aku berjanji dalam sisa usiaku, aku akan berusaha membuatmu menjadi wanita paling bahagia. Sebulan lagi Cit, iya satu bulan lagi aku akan mempersuntingmu. Satu bulan lagi, mohon bersabarlah.” Ucap Jon penuh harap.
Citra     : Apa kata orang tuaku saat kau datang menemui bersama orang tuamu ?
Jon       : Rupanya, ia sama sekali tidak mendengar dengan apa yang aku ucapkan padanya. Dia selalu seperti itu, setelah ia merasa nyaman, senang, sendiri, tertidur, dan hal-hal berhubungan dengan jenis pemikiran dia akan langsung mengambil mp3 dan menikmati musik favoritnya, kemudian dia akan melepaskan lagi handsfreenya ketika dia merasa ada sesuatu yang membuatnya penasaran. Citra, aku akan berusaha memahamimu lebih mendalam lagi. “Huhhh... hela nafas Jon terasa begitu berat.”
Citra      : Woyyy, kok malah melamun aja sich. Pertanyaanku ‘gak dijawab ?
Jon        : Maaf, aku sedang berpikir akan tinggal dimana kita setelah menikah nanti.
Citra     : Aku, aku, aku... kalau boleh, aku ingin berada dekat dengan tempat yang membawa ku lebih dekat dengan ingatanku.
Jon        : Apapun Cit, dimanapun ? Aku akan mencoba untuk terus mendukung dan membantumu menemukan ingatanmu.
Citra     : Sungguh, apa kamu bisa menceritakan kembali pertemuaan pertama kita dimana ? Aku mencoba mengingatnya namun sulit bagiku, dan ini membuat kepalaku semakin terasa sakit.
Jon         : Berat bagiku sebetulnya, namun mungkin inilah saatnya aku mengatakan sejujurnya karena tak ingin ada rahasia setelah kita menikah nanti. “Baiklah, untuk memulai cerita yang kan terasa panjang, aku mau beli minuman disebrang yaaa. Kamu tunggu aku” pinta Jon seraya mulai berjalan.
Tunggu sebentar, aku merasa pernah mendengar kalimat seperti ini. Dimana yaa ? Tapi akhh!!! Sudahlah biar aku saja yang membeli minuman, kamu tunggulah aku. Okeeeee. Ucap Citra seraya langsung berlari.
Tapi Cit......#$$&^*(()^(^*&^$$#@@@@$$##
Cekitttttttt, darrrrrrrr...
.... “kasihan yaa, masih muda cantik lagi. Tuhhh tuhhh tuhhh yang nabraknya turun dari mobil, ayo cepat panggil ambulance.”
Jono pun yang tengah  asyik mendengarkan musik merasa khawatir karena Citra belum kembali juga. “sudah sekitar 15 menit yang lalu, Citra membeli minuman tapi ia belum juga kembali, perasaanku jadi tidak tenang.” .... Jono pun memutuskan untuk menyusul Citra.
Dilihatnya kerumunan orang yang baru saja membubarkan diri di depan mini market sebrang taman belakang kampus.
“Ada apa mbak, orang-orang tadi berkumpul didepan mini market ini?” tanya Jon kepada mba Kasir mini market tersebut.
“Tadi ada wanita muda dan cantik tertabrak, ironis sekali padahal ia baru saja keluar dari mini market ini dengan senyumannya yang manis.” Jawab mbak kasir tersebut.
Jantung begitu berdegug lebih kencang, tidak, tidak, tidak begitu. Bukan, jangan Citra Tuhan, jangan Citra. (terus saja ia bergumam didalam hatinya, berdoa berharap bukanlah Citra yang dimaksud oleh mbak kasir ini). “kalau boleh tahu, ke rumah sakit mana wanita itu dibawa mbak ?” tanya Jon penasaran.
“kalau gak salah dengar, tadi ada yang telepon RS. Hasan Sadikin dech, iya gitu dech. Sebentar saya tanya teman saya dulu. “ Nez, yang tadi ambulance dari mana ya ?” ... “ RS. Hasan Sadikin.”.. “Oh Yaa, trima kasih..”... “Betul Mas, Rumah Sa...... Ehhh, kemana si mas itu yaa. Eum... gak sopan banget langsung pergi gitu aj.” Keluh mba kasir itu.
Jon begitu khawatir, hingga tanpa pikir panjang lagi ia langsung menuju RS. Hasan Sadikin. Sesampainya disana, ia langsung bertanya pasien yang baru saja masuk karena di tabrak. Dalam gusarnya pemikiran, Jon mencari ruang yang dimaksud oleh perawat di tempat pendaftaran. Nampak didepan pintu itu seorang pria sedang duduk.
“Who am i, kaos kegemaran pria itu selalu bertuliskan Who am i. Apa yang sedang kamu lakukan disini ?” tanya Jon penasaran.
“bukan urusan mu.” Jawabnya begitu ketus.
Tak lama berselang, ruangan IGD itu terbuka. Nampaklah seorang dokter, “Siapa diantara kalian berdua keluarga pasien didalam?”
“saya calon suaminya, saya pacarnya.” Jawab kedua lelaki tersebut.
“Apa, apa maksud kalian berdua?” tanya Dokter yang kebingungan. “sudah, siapa diantara kalian berdua yang mengenal keluarganya, tolong segera dihubungi karena kita harus langsung melakukan oprasi dan memerlukan darah AB.”
“Silakan gunakan darah saya Dok, kebetulan saya Ab.” Jawab Jon sembari bergegas menelepon Orang Tua Citra.
.... 30 menit kemudian....
“Oprasi akan berlangsung selama 2 jam, keluarga diharap tenang dan bantu kami dengan doa, karena Alloh lah Maha Penyembuh.” Ucap Dokter yang kemudian memasukin Ruang Oprasi.
“Jon, sebetulnya apa yang terjadi dan mengapa Roni bisa ada disini. Mungkinkah ?” tanya ibu Citra penasaran.
Jon         : Maafkan saya tante, saya juga tidak tahu peristiwa yang sebenarnya. Saat saya ke Rumah Sakit ini, Roni sudah ada disini.
“Ron, bisa kamu ceritakan pada kami?” sela Ayah Citra.
Ron        : Maafkan saya Om Tante, saya tak sengaja menabrak Citra. Saya benar-benar tidak sengaja melakukan itu.
“Apa, Plakkkk....” terdengar keras dan meninggalkan bekas diwajah saat Ayah Citra menampar Roni.
Ibu Citra    : Sabar yaa, tahan emosi Ayah. Walau bagaimanapun kita harus menjaga perasaan Citra.
Ayah Citra : Apa maksud kamu, apa kamu mau balas dendam, karena kami melarang kamu menemui, mendekati dan berhubungan lagi dengan Citra setelah peristiwa kecelakaan 2 tahun yang lalu. Begini cara kamu menjaga cinta kamu terhadap Citra. Dasar laki-laki tidak berguna, pantas saja dari semua ingatannya, hanya ingatan tentang kamu yang Citra sulit mengingatnya. Pergi kamu dari sini, aku tidak mau melihatmu lagi.
Roni       : Tidak begitu Om, saya benar-benar tidak bermaksud seperti itu. Kecelakaan ini benar-benar tidak diseganja. Maafkan saya Om Tante, maafkan saya Jono.
Ayah Citra           : Sudah, kami tidak mau mendengar ocehan mu. Pergi sekarang juga atau saya akan panggil Polisi dan memenjarakan kamu, karena kamu telah sembrono dalam berkendaraan. PERGI KAMU!!!
Ibu Citr           : Sabar Yaah, sabar. Hiks,, hiks, hikssss 
Jon/Jono          : Roni, lebih baik sekarang kamu pergi dulu. Aku memahami perasaanmu, aku berjanji akan mengabari tentang kondisi Citra.
Roni       : Maafkan aku Jono, aku minta maaf. Tolong beri tahu aku kondisinya. Kamu tahu kan nomor ku, tolonglah. (Roni pun berlalu dan meninggalkan Rumah Sakit itu dengan perasaan yang tidak karuan)
... 2 jam berlalu .....
“Dokter mengatakan oprasinya berjalan lancar, tunggu kondisi sampai besok pagi kita baru bisa menjenguk dan mengajaknya berbicara. Om dan Tante, silakan pulang kerumah untuk beristirahat. Citra saya akan menjaganya.” Pinta Jon
“terima kasih Jon, kabari Om dan Tante yaa. Kamu memang calon suami yang baik. Kamu juga jaga kondisi kesehatan yaa.”
..... Keesokan harinya ....
Citra, aku takut sekali, aku benar-benar takut. Bagaimana ini, apakah yang akan terjadi ? apa yang harus aku katakan, dokter mengatakan bahwa kecelakaan ini bisa saja membuat ingatan mu kembali lagi. Apa aku siap, kamu tinggalkan. Aku, aku....  !!!

“Jon, aku haus. Bisakah kamu membantuku mengambilkan minuman. “ ucap Citra yang tiba-tiba teersadar.
“Cit, ka.. kamu sudah sadar. Syukurlah, kami mengkhawatirkan mu. Minum, minum, ini minumlah dulu.” Jon pun membantu Citra untuk minum.
Jon         : Bagaimana perasaanmu saat ini Citra, aku minta maaf. Benar-benar meminta maaf padamu. Maafkan aku Citra, aku tidak mampu melindungimu, hingga kamu menjadi sepert ini.
Citra      : Berhentilah Jon, berhentilah kamu menyalahkan dirimu sendiri. Aku tahu semua itu bukanlah salahmu. Kini semua ingatanku telah kembali, aku mampu mengingat semua peristwa pertama kali aku bertemu dengan mu Jon, aku juga menjadi ingat tentang pemuda yang senang mengenakan kaos bertuliskan Who am i ? aku ingat dengan semuanya Jon. Aku mengingat semua, bahkan yang seharusnya tak ku ingat.
Jon         : Citra, aku bersalah padamu. Maafkan aku, peristiwa 2 tahun yang lalu aku benar-benar menyesalinya, aku tidak pernah berencana membuatmu menjadi tak mampu mengingat Roni, aku begitu syok hingga aku sempat menghilang dan kembali sebagai Jono, menjadi sahabat dekat mu, berusaha melindungimu secara diam-diam dan malah terhanyut dan jatuh cinta, maafkan aku, padahal aku mengetahui semua tentang mu dan Roni, tapi aku malah bukam seribu bahasa. Aku benar-benar bersalah terhadapmu dan Roni. Namun semua cintaku selama ini adalah nyata.
Citra      : Aku mengerti Jon, sebetulnya kamu tidak sepenuhnya salah. Saat itu aku dan Roni sedang bertengkar hebat, kamu hanya menjadi media menghentikan pertengkaran kami. Aku ingat Jon, bahkan peristiwa yang sebetulnya tak ingin aku ingat kembali.
Jon         : Maksud mu Citra, aku tidak mengerti semua ini ?
Citra      : Jon, tolonglah. Aku ingin menyudahi semua ini, aku mohon hubungi Roni dan Lia, aku ingin bertemu dengan mereka, aku mohon Jon bantu aku, saat mereka datang tinggalkan kami. Anggaplah ini permohonan terakhir dariku, setelah ini aku tidak akan menyusahkan kamu lagi Jon.
Jon         : Aku mengerti Citra, memang aku panats mendapatkan ini. Bahagialah untukmu, aku tak ingin kamu banyak menangis dan tertidur tiba-tiba hanya karena ingin mengingat peristiwa-peristiwa yang membuat kamu terpisah dengan orang-orang yang kamu cintai. Sekali lagi maafkan aku. Aku akan mengembalikan semua pada tempatnya.
Citra      : Terima kasih pengertiaannya Jon, kamu memang yang terbaik. Aku tidak menyesali peristiwa 2 tahun lalu, dan aku tidak pernah menyalahkan kamu untuk itu, sampai saat ini aku bersyukur telah bertemu dengan begitu. Namun demikian, ini adalah waktunya aku bertemu dengan Rono dan Lia, setelah 2 tahun lamanya aku tidak menyadari ini.
..... 3 jam kemudian .....
Jon         : Roni, Citra begitu mencintaimu, aku rasa ini saatnya aku pergi. Tolong jaga Citra, lindungi dan bahagiakanlah. Aku menitipkan cintaku pada lelaki yang pertama kali mencintainya. Maafkan aku Ron, telah mengambilnya dari mu. Tolong berikan surat ini pada Citra.
....... ^^ .........
Ron        : Aku senang kamu sudah tersadar, aku benar-benar khawatir padamu. Bagaiamana sekarang kesehatanmu, Citra sayang ?
Citra      : Aku baik Ron, terima kasih telah mengkhawatirkan aku dan terima kasih telah menabrak ku.
Ron        : Jangan berkata begitu Citra, aku minta maaf.
Citra      : Minta maaf untuk yang mana, minta maaf untuk peristiwa 2 tahun yang lalu atau ?
Ron        : Maksud mu Citra, aku tidak mengerti ?
Citra      : Lia, tolong keluarlah.
Lia yang tenryata sudah datang lebih awal dari Roni, telah berbicara dengan Citra, meminta atas peristiwa  tahun lalu dan sengaja bersembunyi di kamar mandi untuk merencanakan semua ini.
“Ron, aku sudah tahu. Lia sudah menjelaskan semuanya. Aku sadari betapa bodohnya aku yang telah begitu buta, tak bisa membedakan antara rasa cinta yang sebenarnya dan rasa suka karena kamu begitu Ppopuler. Aku tidak tahu sebelumnya bahwa kamu dan Lia telah menjalin hubungan, saat itu jika kalian jujur padaku, aku akan ikhlas melepaskanmu dan tidak akan menyalahkan Lia hingga membuat Lia mendorongku dan Jon yang saat itu melintas dengan mobilnya dan menabrak aku.”
“Tidak bisa, aku tidak bisa menerima semua ini. Hubungan aku dan Lia sudah berakhir 2 tahun yang lalu, aku tidak mencintainya. Aku mencintaimu, jadi tolong jangan tinggalkan aku, sudah cukup bagiku 2 tahun ini tidak bisa bersamamu.” pinta Roni.
“Maafkan aku Ron, 2 tahun ini aku menyadari satu hal tentang cinta, bahwa ternyata cinta itu adalah Mensyukuri kehadirannya. Aku mempelajari itu dari Jon, dia tulus mencintaiku, dengan caranya menjagaku, melindungi hatiku hingga aku benar-benar merasa bensyukur untuk semua hal yang aku miliki. Ini berbeda saat aku bersama mu Ron, aku hanya merasa bahwa bergandengan dengan mu adalah sesuatu yang membuatku hebat, dan kehebatan itu tenyata menyakitu sahabat dan orang disekitarku. Maafkan aku Ron, aku sudah memutuskan bahwa aku tetap akan menikah dengan Jon.”
Roni       : Jika kamu mengatakan ini 3 jam yang lalu. Mungkin kamu masih bisa menghentikan Jon. Maafkan aku Citra, 3 jam yang lalu Jon sudah berpamitan denganku. Rupanya ia salah paham padany, Jon mengira kamu harus kembali kepada cintamu. Ini surat dari Jon. Ia mungkin hanya ini yang bisa aku lakukan setelah peristiwa 2 tahun yang lalu, semoga kamu beruntung dan mampu bersatu dengan cintamu.
Citra      : Maksudmu Ron, surat apa ???
“Bacalah sendiri, kami akan meninggalkanmu, agar kamu bisa benar-benar memahami perasaanmu terhadapnya maupun terhadapku, karena aku masih berharap padamu.” Ucap Roni.
“ Citra, pujaan hati lelaki...
Saat aku bertemu denganmu, aku telah berjanji pada diriku sediri,
Aku akan mencintai semua tentangmu, termasuk semua kenangan manis dan pahit.
Citra yang telah menawan hatiku,,,
Maafkan telah berani masuk dalam kehidupanmu,
Mencoba mencintaimu dalam situasi yang tidak pernah aku pahami sebelumnya tentang hidupmu.
Citra, yang terkasih.
Siapapun kamu dan bagaiamanapun tentang ingatan yang terlupakan itu...
Semoga adalah kenangan indah yang sekarang telah kembali dalam hidupmu.
Sempat aku berpikir, bahwa aku berharap dihatimu sedikit tersimpan tentangku..
Bahkan dengan rasa PD ku, aku malah berharap bisa menjadi Kekasih Rahasiamu yang paling mencintaimu, malah harapanku adlah kamu lebih mencintaiku :
Sesungguhnya aku yang paling kau cinta, sesungguhnya aku yang paling kau mau Rahasiakan aku sedalam-dalamnya cintamu”
Akan tetapi rasanya itu tak mungkin, betapa serakahnya aku jika berharap dan menginginkanmu disaat kau bersama dengan lelaki yang kamu cintai.
Citra pelita hatiku,
Aku sadari hadir disaat tak tepat,
Aku seolah menjadi orang yang begitu bodoh, berlayar tanpa tahu harus berhenti didermaga mana...
Aku hargai keputusan mu untuk kembali pada Roni, karena ia adalah yang pertama kamu cintai dan hadir ditaman belakang kampus itu.
Namun demikian kamu adalah dendang terindah yang telah menemani hidupku selama ini,
Terima kasih duhai Citra yang manis, Putri Tidur yang aku cintai..
Bahagialh dengan pilihan hatimu, dan kenanglah aku sebagai lelaki baik yang pernah hadir di hidupmu.
Dari yang tak ingin dilupakan,
Jon adalah Si Cupu Jono.
.. hiks..hiks... air mata Citra jatuh membasuh tinta hitam diatas kertas putih itu. Bodoh bodoh bodoh, dasar Jono.... telepon mana teleponku..... Gerutu Citra.
“ Dasar mau Jon atau Jono, kamu memang benar-benar Bodoh dan Culun. Seenaknya saja kamu pergi dariku, tanpa bertanggung jawab. Aku mencintai dan memilihmu, cepat datang kesini, Sekarang !!!” pinta Citra dibalik telepon selulernya.

================ SELESAI ================

Tidak ada komentar: