Sabtu, 02 Maret 2013

Menguak kisah si malin kundang

Datang,,,,
yaa datang...
teriak seorang nelayan, melihat kapal besar terapung di lautan luas.

Dekat, kian mendekat..
dan, kemudian merapatlah kapal besar.

Dermaga,,,
Yaa, dermaga pelabuhan seketika ramai dibuatnya...
dengan sutra melengkapi pakaiannya, sang nahkoda bukan sembarang nahkoda.
Kemudian ia langkahkan kaki dengan sepatu mengkilat, begitu terkena debu awak pun bergegas membersihkannya.


Dari jauh, seseorang Tua Renta menghampiri...
Nak, rinduku padamu tak terbendung...
Pemuda Gagah berpakaian sutra mendorong Tua Renta tanpa rasa malu.
"Enyah kau dari hadapanku, orang tua miskin dan bau !!! "

Seketika laut menajdi pasang,
langit gelap, kelam tak berbintang...
surya tenggelam begitu cepat,
purnama bahkan tak nampak.

Yang Renta dilupakan, yang Tua ditinggalkan..
hatinya terasa sakit, lebih sakit saat ia melahirkannya...
Durhaka kau Nak.
Tak berucap kasar yang Renta, namun Tuhan berkehendak lain..
Yang muda durhaka, tak ingin kenal pada Orang Tua, dikutuklah ia sebagai pentanda bahwa Azab Tuhan berlaku untuk anak yg durhaka kepada Orang Tuanya.


Menguak kisah Si Maling Kundang
Mita Rugeri Permata

1 komentar:

jangipan mengatakan...

Subhanalloh luar biasa,betul banget kak,kita harus menjaga perasaan kedua orang tua kita terutama kepada ibu.Bakti anak kepada ibu itu sangat wajib. :)