Rabu, 16 April 2014

Lelaki itu, kawan.

Lelaki itu digelayuti awan hitam....
Nampak mata indah berkaca - kaca, menahan diri agar tetap tegap berdiri tegar.

Lelaki itu, sedang mencari seseorang agar bersedia berbagi pundak dan sekedar mengelus rambutnya.

Sementara aku hanya mampu berdoa, semoga Lelaki itu segera bertemu dengan tulang rusuknya di kursi pelaminan.

Lelaki itu temanku, ia sering bercerita padaku. Tapi aku tahu, ia perlu lebih dari sekedar teman untuk berbagi cerita.

Lelaki itu, adalah Pemuda yang mencintai Ibu, Ibu, ibu, ayah dan adiknya.
Lelaki itu, mampu menjadi teman yang baik.
Lelaki itu terkadang sulit mengerti dirinya sendiri,
Lelaki itu bahkan sering terjatuh namun ia berani bangkit kembali.
Saat marah, tata katanya tak karuan, namun ia bukan seorang pembohong.
Saat dikhianati ia luapkan emosinya begitu meledak, namun sungguh ia bukanlah seorang penipu.
Logikanya lebih bermain sampai2 isi hati terabaikan, maka itu ia sering kali terlena dengan permainan kecerdasan otaknya hingga kerap kali ia terluka oleh dirinya sendiri.

Lelaki ini bahkan tak pandai bersilat lidah.
Dalam dunia percintaan ia terlihat kaku,
romantis baginya adalah kediaman dengan sikap dingin yang menurutnya lebih mampu menarik hati wanita.

Lelaki ini adalah sahabatku,
Ia pintar namun tak pandai menilai kepribadian orang,
ia seorang pekerja keras namun ia tak piawai menerka perasaan wanita,
lelaki ini bahkan berulang kali melewatkan kesempatannya untuk menyatakan perasaannya,
Namun lelaki ini tahu pasti bahwa Jodohnya takan tertukar.

Lelaki ini adalah seorang anak, adik, kakak, teman, pelajar dan karyawan yang takut pada-Nya.

Tidak ada komentar: