Jumat, 08 Mei 2015

Gemuruh jiwa yang tergelitik

Bukan anak kemarin sore,
bukan juga baru pertama kali,
ini sudah sering terjadi,
dan lagi - lagi tidak ada yang belajar.

Akhhh!!! Ada yang pengertian,
Ahhh!!! yang lain berkata, beliau kan orang baik,
Bukan itu saja, pemaaf pula.

Hellooo, marah enggak perlu pake kata - kata,
enggak perlu juga dong nunggu ditegur.

Hei, kita kan sudah besar,
jangan kayak anak kecil,
tapi bicara soal kepeduliaan,
masih lebih baik anak TK yang membela temannya ketika dilukai.

Hai, itu kunci pembuka tergeletak di meja kita.
Lah, kenapa seperti acuh dan tidak mau tahu?

Ahhh!! itu kan bukan urursan saya?
Yang benar saja kan sudah dapat info mengenai perubahan yang ada.

"Maaf saya lupa?"
Alahhh, lupa apa kebiasaan?

"Lah, saya kan sudah titp dan bertukar dengan teman?"
Lah, kan semua sudah jelas.
Terpanpang nyata, kamu sudah tahu pula sifat masing - masing.
"Piye Tohhh, nitip kok sama yang lagi liburan?"
"Bergurau saja kamu nihhh."

Janganlah dibiasakan,
jangan memanjakan begitu,
mengandalakan boleh,
tapi tengoklah dulu siapa yang diandalkan.

Tak ditegur, bukan berarti dibiarkan.
Kita kan sudah dewasa,
secara usia demikian,
tapi tahulah malu sedikit.

Meminta untuk urursan pribadi, dipenuhi.
Lah, memenuhi tugas sendiri kok begitu sulit.




"Maaf, saya sedih melihat kenyaatan ini." :(

Tidak ada komentar: