Kamis, 04 September 2014

Dia adalah dia

Dia tak lagi melihat dunia dengan hatinya,
mata yang hanya sepasang bola mata tanpa rasa dan tak ada hati,
jika telah hilang semua itu, maka banyak hati yang tersakiti.

Dia, tak lagi tersentuh oleh kebaikan hati
bahkan dengan mudah bermain dan mempermainkan hati,
dia kehilangan rasa empati maka itu dengan mudah ia menyayat diri.

Dia, gunakan kemampuannya untuk berdiri dibalik hati penuh duri,
hingga siapapun yang mencoba mengetuk pintu hatinya, akan meringis tertusuk duri.

Dia, lalu hilang pergi dari dunia kami..
bukan sebagai makhluk terpuji namun karena ia sudah memperoleh mainan yang lebih menarik.
Dia senang menari untuk menafkahi diri,
namun ia lupakan tugas dan tangung jawab profesi.

Dia, adalah jantung dari kemampuan yangmana kami tak miliki,
namun ia sendiri mengeluarkan jantung kami dari tempatnya (disini).

Dia berjalan sesuka hati,
mana yang lebih menguntungkan, itulah yang terpilih.
namun ia lupa, pada doa - doa orang yang tersakiti.

Dia tidak pernah berkata benci.
ucapannya manis dan berbudi pekerti,
namun saat ia bereaksi diam - diam ia mampu membakar cinta pada hati para insani.

dia adalah dia, yang membuat kami keras berpikir,
dia adalah dia yang begitu dekat namun tak sehati,
dia adalah dia yang sibuk dengan urusan sendiri,
dia adalah dia yang memberikan kepahitan dalam topeng manis.

dia adalah dia.....

Tidak ada komentar: