Rabu, 23 Oktober 2013

Pesan Cinta



“Terlibat dalam cinta segitiga memang tidak menyenangkan. Satu cinta untuk dua hati, dua sahabat yang sudah saling menyayangi terlibat konflik karena satu pria. Romantis sich, tapi ironis yaa. Harapanku semoga kita tidak dihadapkan pada masalah seperti itu, gimana menurutmu Ta ? “
“tentu dong, karena kita sahabat untuk selamanya. Best Forever.” Tata dan Niki saling mengait kelingking mereka sebagai tanda persahabatan.
Pic : chikalovemusic.blogspot.com
Kenalkan Tata adalah gadis tomboy yang baik hati, ia begitu cantik namun tak pandai berias diri. Tata sudah tinggal bersama keluargaku sejak ia duduk di kelas 5 SD, orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil, sejak saat itu Tata sudah seperti keluarga sendiri. Orang tuaku menganggapnya laksana anak kandung sendiri begitupun aku yang memang menyayanginya seperti saudara kandungku sendiri. Dan  aku sendiri adalah Niki, usiaku saat ini 17 tahun kelas 3 di SMA Harapan Bandung, aku duduk dibangku paling depan bersama Tata, maaf-maaf saja, bukannya aku ke-pede-an yaa, tapi di sekolah aku adalah siswi berprestasi dan populer, aku Ketua Osis dan masa jabatanya segera selesai, hahaha... sambung Tata. “Siswa berprestasi tanpa beasiswa ya, karena yang menjadi juara kelas kan aku, aku yang memperoleh beasiswa, hahahahah.” Sela Tata. “Sssssstttt, jangan ribut meski tak dapat beasiswa kan tetap saja aku juara kedua dan Ketua Osis, kamu hanya Ketua Kelas. Hahahhaha” balas Niki.
... Terima kasih cinta untuk segalanya, kau berikan lagi kesempatan itu... (Nada suara telepon seluler Niki)
“Haloo Pah, tenang saja Niki dan Tata sebentar lagi menuju Rumah kok”... tutututut...
Tata    : Bokap, Ki ? Rusuh kali dirimu, langsung menutup telepon gitu aja.
Niki   : Hehehhe, habisnya aku tahu pasti Papah minta kita langsung pulang ke rumah, soalnya temen Papah dari Solo mau datang sama Arkan anaknya.
Tata   : Hahaha, aku ingat si Arkan yang suka ingusan itu ya. Mau dijodohkan sama kamu kan, Nik ?
Niki   : Emm, seneng ya ngetawain. Tapi sekarang dia cakep banget loch, kayak bule malahan kulitnya boo’ putih banget and itu loch lesung pipitnya kalau senyum aduhhhh kagak nahan dech.
Tata    : Yang bener nihhh. Jadi diterima dong perjodohannya ?
Niki  : Terima gak yaa ? Boleh dech, lumayan dari pada lumanyun. Ckkkkkkckkkk gelak tawa mereka memecahkan kesunyian malam itu.
..... ^^ ....
“Malam Om Tante.”.. “Ehh Niki, Tata dari mana nih anak gadis jam 10 malam baru pulang, hati-hati loch jangan suka keluyuran malam.”
“Kita ‘gak keluyuran kok tante, habis nonton filem Afgan - Cinta Dua Hati. Filemnya selesai jam 9 malam, dan kita langsung pulang ke rumah, perjalanan sekitar 1 jam, itu pun kami tidak kebutan dijalan.” Jelas Niki terdengar kesal.
“sudah, sudah masuk ke dalam, mandi dan temenin Arkan dan Papah di taman belakang, sedang buat bakar ayam tuhhh.” Terang ibunya Niki.
“Siap Mah, laksanakan. Ayo Tata kita lets gooooooo ^”
Malam menyapa, jarum jam sudah menunjukan pukl 22.45 WIB. Musik Jazz menemani desiran angin, sesekali Tata saling mencuri pandang dengan Arkan nampak semburat senyuman dan tatapan penuh pertanyaan dari Niki yang melihat adegan diantara mereka. “Hmm, nampaknya aku harus mundur dari mereka berdua. Hahhhhhhhhhhhhhhh... helah nafasnya begitu panjang dan terasa berat.”
Om, Tante, Mah, Pah, Arkan dan Tata, maaf aku agak lelah, aku pergi tidur lebih awal yaa. Sampai ketemu besok pagi. Ucap Niki yang lantas berlalu ke dalam rumah.
Malam ini, tak seperti biasanya. Niki menutup wajahnya dengan selimut, sesekali ia menyeka air matanya yang menetes nyaris masuk ke dalam telinga. “aduhhh, kenapa sih. Aku kok jadi begini, aku begitu merasa tak ikhlas melihat Arkan bersama Tata. Tapi aku juga tidak bisa menyalahkan mereka berdua, karena sejak kecil aku tahu Arkan memang lebih menyukai Tata di banding aku. Nampaknya aku harus belajar untuk menerima ini semua.”
..... ^^ .....
Pagi yang sejuk, terdengar ayam jantan berkokok. Aku bergegas melihat ke arah jendela, nampak embun menempel, kumainkan jemari lentik ku untuk menulis satu nama yang ku rindu. Sesekali aku merasa geli sendiri, kemudian aku hapus nama itu. “Bagaiamana perasaan orang tuaku, jika ku menolak perjodohan ini. Namun aku tahuu dengan pasti, dari tatapannya Arkan pun memiliki perasaan yang sama. Ohh... Tuhan engkau tahu betapa ku mencintainya, namun dia pun mencintainya.”
Niki     : Pagi semuanya,,, ^^
Nampak di meja makan telah berkumpul semua. “Bagaiamana mungkin aku malah menjadi orang yang membuat mereka menunggu jadwal makan paginya...? “ Hufff !!! aku lelah.
Aku mencoba tersenyum semanis mungkin, tempat biasa ku duduk dekat di sebelah kanan adalah Ibu ku dan di sebelah kiriku adalah Tata. Pemandangan pagi ini, cukup berbeda karena di sebelah kiri ku ada Arkan. Aduhhhh aku merasa kikuk sekali, dia begitu tampan, senyumnya mampu membius wanita, tapi aku tidak bisa seperti ini, aku benar-benar harus menguasai perasaanku, aku harus menjaga perasaan Tata.
Tata    : Ada apa Niki, kamu seperti tidak enak badan, wajah mu begitu pucat ?
Niki     : A... a.. aku baik-baik saja. Seraya mengambil gelas berisi air putih yang tanpa sengaja tangan gemetar ini membuat aku menumpahkan air itu tepat mengenai baju Arkan yang saat itu begitu tampan dengan kemeja birunya.
“aduhhh maafkan aku, aku ‘gak sengaja.” Aku pun berlari dan bergegas mengambil  handuk untuk membersihkan kemeja Arkan. Malang dikata, ternyata langkahku terlalu lamban, aku melihat Tata ternyata lebih gesit dengan memberikan Kemeja punyanya, yang aku tahu dengan pasti kegemaran Tata adalah kemeja-kemeja bergaya laki seperti yang dikenakan Arkan. Tak ingin mempermalukan diri, aku gunakan handuk kecil itu untuk mengelap sisa tumpahan air.
“Subhanalloh ini loch ‘Rkan ciri dari calon Istri yang bisa menjaga kebersihan rumah.” Ucap Tante Ratna ibunya Arkan memujiku.
“Hehehe... Tante ada-ada aja, tante mau cari calon mantu apa calon pembantu.“Celetuk Tata yang membuat kami tercengang.
Aku dan Tatapun bergegas meninggalkan meja makan,dan berpamitan menuju sekolah. Arkan mengatar kami atas pemintaan Papah. Tata duduk tepat di dekat Arkan, dan aku berada di kursi belakang. Aku menatap tepat ke arah kaca depan, mengawasi dan sesekali aku mencuri pandang, dug...dug..dug... jatuhku seolah drum yangs edang di tabuh.
“Nik, nanti pulang aku jemput ya. Kamu pulang sama Tata juga kan ? tanya Arkan selepas membuka pintu mobil tepat di gerbang sekolah kami.”
“I...i..iyaa!” jawabku sambil menunduk.
“Sudah masuk sana, jaga diri baik-baik dan belajar yang rajin yaa, biar bisa kuliah di solo.” Ucap Arkan sambil mengacak-ngacak poniku.
“Sudah-sudah, nanti kita telat dech.” Sambung Tata yang langsung menarik lenganku, dan malah membawaku ke taman belakang sekolah.
....^^....
Apa artinya ini, aku hatiku ada apa dengan hatiku. Tidak, tidak, apa aku jatuh cinta padanya, ooh tidak. Dia hanya memperlakukan seperti adiknya saja. Ucapku menenangkan hati, aku tidak boleh membiarkan perasaan ini menguasai hatiku, aku tidak boleh melakukan ini, aku tidak boleh menyakitinya. Ayo Niki,, bangun dari mimpimu jangan kau khianati dia.
“Niki, apa kita akan selamanya seperti ini?” hidup bersama, tersenyum dan tertawa bersama. Pertanyaan Tata membuyarkan pemikiranku yang sedang berkelana.
“Kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu ?” Kita kan sudah berjanji untuk selamanya bersama sebagai Sahabat. Jawabku dengan hati berdebar-debar.
Tata    : Sudahlah Niki, kamu tahu dengan pasti bagaiamana sebenarnya perasaanku terhadapmu. Aku merasa, kamu mulai mencintai Arkan. Artinya kita akan berpisah, dan bagaiamana dengan janji kita. Aku rasa belum siap untuk menerima semua ini terlalu cepat.
Niki     : Aku justru merasa sebaliknya, kamu yang akan mennggalkan aku dan lebih memilih Arkan, saat aku melihatmu saling mencuri pandang, melempar senyum dan telihat sekali Arkan tertawa lepas saat bersamamu, membuatku menyimpulkan demikian.
Tata    : Aku tidak begitu aku setia pada pendirianku, aku tetap menyukai kamu, meski Arkan begitu tampan namun ia takan mampu meluluhkan hatiku. Kamu yang sudah mulai terllihat berbeda, kamu bahkan mengunci pintu kamar mu dan tidak membiarkan aku masuk. Kamu tahu, aku sudah bersamamu dari dulu, dari kita kecil, kamu yang selalu mendukungku, kamu yang membelaku saat teman-teman mengejekku, hingga aku tumbuh menajdi sosok yang lebih berani. Aku takan menduakan mu.
Niki     : Tapi, bukan begitu maksudku. Aku, aku tidak mau membuat orang tuaku merasa malu dengan apa yang kita lakukan di belakang mereka. Apa yang kita lakukan selama ini salah Ta. Sudahlah Ta, cukup sampai disini, ini semua suatu kesalahan. Aku ikhlas mellihat kamu bersama Arkan, karena menurutku dia laki-laki yang baik, aku senang jika kamu bisa jatuh cinta dengannya dan itu bisa membebaskan kita dari hubungan yang Alloh murkai.
... Ada sms masuk, cepat dibaca cepat dibaca, baca, baca... (Nada sms Niki)

Pesan dari Arkan :

“Wajah ayu berparas cantik,
Senyuman manis menarik hati,
Duhai Niki yang berbudi perkerti,
Adalah jumpa pertama aku telah jatuh hati,
Tak siap ku nanti kau pulang sekolah, meski usia kita terpaut berbeda, namun kedewasaanmu nampak jelas melampoi usia dini.
Aku menunggu mu disebrang sekolah, tepat arah jam 3 sore, jika kau melihatku tersenyumlah karena itu tanda bahwa kau juga memiliki rasa untuk hati yang mencinta.”

Air mata tak terbendung, perlahan-lahan ia jatuh membasahi pipihku. Tata yang melihat itu kemudian menghapusnya dengan lembut, ia memelukku dengan erat dan berkata : “Maafkan aku Niki, sahabat hanyalah topeng. Bagiku engkau lebih dari sekedar sahabat. Aku mencintaimu.”

Tersentak diri, mendapatkan pengakuan seperti ini. Aku berharap hari ini hujan turun begitu lebat. Aku memang sempat merasa tak ingin berpisah, karena au begitu menyukai Tata, namun aku tak ingin menjadi seperti ini.
“Tidak, ini tidak benar Tata. Ini sebuah kesalahan.” Akupun berlari meninggalkan Tata. Tanpa berpikir panjang, aku bahkan tak peduli saat ini aku tidak masuk sekolah, aku hanya ingin lari, lari dan berlari sekencang-kencangnya, ingin menghilang dari dunia ini, jeritan Tata memanggil-manggil namaku bahkan tak ku indahkan, sekalipun ia sebenarnya memanggilku karena ingin memberitahu tentang motor yang melaju sangat cepat hingga menabrakku tepat didepan Tata dan Arkan yang memang menungguku di sebrang sekolah.
..Juaagarrrrrrrrrrrr !!! aku bahkan tak bisa merasakan sendi-sendiku. Arkan mengangkat kepalaku, ia terusk meneriakan namaku, jangan pergi, jangan tinggalkan aku ucapnya. Tata pun tak berhenti-hentinya menangis, ia terus meminta maaf padaku, dan memaki karena rasa sayangnya, “bodoh kamu kenapa berlari begitu cepat dan tak mengindahkan motor yang melaju dengan cepat. Kita masih bisa bicara jika kamu memiliki keinginan yang lain.” Aku tahu waktu ku tidak lama, mungkin ini yang terbaik untuk semuanya. Arkan, Tata mana tangan kalian berikan padaku, aku kemudian menyatukan tangan mereka dan meminta mereka untuk menikah jika sudah waktunya, saling menjaga dan sering-sering mengunjungi makamku. Arkan, berjanji padakku untuk itu semua, maafkan aku, aku tahu dan kamupun mengetahui, bahwa aku adalah yang paling kau cinta, aku yang kau mau, tapi bersabarlah disini kita tak berjodoh, semoga pesan cinta ini menguatkanmu untuk mempertahankan cinta sebelum ia pergi.
“Nikiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.....”
Hujan turun lebat selepas kepergian Niki, pesan cinta itu menguatkan Tata dan Arkan untuk bertahan, mereka meyakini kalau Jodoh pasti bertemu, meksi tak disini mungkin dalam dimensi lain.

Tidak ada komentar: