Rabu, 02 Oktober 2013

Ketulusan



Inspirasi siang kali ini, kita akan berbagi tentang ketulusan, karena ketulusan adalah sesuatu yang sudah langka sekali hadir diantara kita. Bagaimana tentang ketulusan tersebut, dan apa saja Inspirasi dari baraya tentang ketulusan. So, jangan lupa gabung di on air dan smsnya bersama Ponggawa Siar Baraya Mita sampai pukul 15.00 WIB. Di Ruang Inspirasi hati Rugeri 93.4 Fm

“Karena ketulusan seolah barang mahal, namun bukan berarti ia tak ada ditengah kita”
Persahabatan adalah salah satu hal yang juga diperlukan dalam kehidupan kita, namun persahabatn akan menjadi sebuah syimbol saja jika kita tidak berusaha untuk menjadikan bagian dari ketulusan dalam menjalankannya. Jikalau kita menemukan seseorang yang merasa diri sudah memiliki segalanya, dan meyakini diri dengan uang yang dimiliki dapat membeli semuanya, maka satu hal yang tidak dapat ia beli yaitu ketulusan.
Ketulusan adalah syimbol keabadian. Kok keabadian, iya karena yang abadi sifatnya lama dan tidak lekang dimakan waktu. Ketulusan adalah pointnya. Jika berbicara tentang ketulusan coba kita evaluasi diri, saat ibadah karena apa ? Karena kita memang tulus untuk beribadah, atau krena kita yakini kita ibadah sebagai kewajiban seorang muslim ? Emm... rasanya baraya mulai bingung yaa, jika disuguhi dengan pertanyaan demikian dalam. Baik kita mulai dari yang ringan saja. Saat makan siang, apa yang baraya rasakan ? perasaan senang karena sedang lapar2 nya pas ada jatah makan. Artinya kita tulus kan makan tuhhh makanan. Apa bedanya teh, dengan ikhlas ? Bedanya, gak kok, sama aja. Kalaupun kita menemukan perbedaan, tipis banget. Karena kita tulus ketemu sama ikhlas, orang ikhlas yaa jadinya tulus donk dalam melakukan dan meni’mati segala sesuatunya.
Ketulusan seolah barang mahal yang sulit sekali untuk kita temukan dalam keseharian. Bahkan sanking mahalnya, dengan teman temanpun kata kita hitung hitungan sering kali terdengar. Nah, orang yang udah hitung hitungan dengan kebaikan yang sering ia lakukan adalah salah satu tanda bahwa ia adalah orang yang tidak tulus saat membantu dan melakukan kebaikan tersebut. Contohnya gini :
Si Fulan kepada temannya : Atas nama solidaritas, tolonglah bantu saya. Saya kan kerja 3 shiff nihh, pagi siang dan malam, nah yang shiff malamnya tolong donk handle-in atau gantian, dan saya dech yang nanti  ganti shif pagi mu besok hari ?
Atas nama solidaritas tersebut, si kawan menyanggupinya. Hingga esok pagi ditunggu-tunggu pun, ternyata fulan tak menunjukan batang hidungnya. Mulai menggerutu dalam diri temannya ini, “Bagaimana mungkin ini, aku semalaman tidak beristirahat demi menolong teman mengganti tugas malamnya, namun ia malah tidak memikirkan bagaimana dengan diriku?”
Ayooo, jika mendengarkan kisah teman seperti ini, bagaiamana mungkin kita akan menyebutnya sebagai konsep teman yang tulus apalagi ikhlas membantu. Bahkan tak cantik rasanya, sampai menyebut kata solodaritas ketulusan. Hahahah, belum pernah saya mendengar hal sperti itu, tapi faktanya inilah prilaku pertemanan dizaman sekarang.
Ada hadist yang mengatakan : “Tolong menolonglah kamu sekalian terhadap saudara muslim mu, maka Alloh yang akan menolongmu. “
Bisa gak sich, kita bantu orang yang sebetulnya kita tuhhh gak kenal sama tuhh orang ?
Bisa kok teh, nah bisa kan ?!!! Contohnya : “menyeberangkan jalan orang “
Sippp, itu contoh yang nyata. Tapi nyatanya, kalau yang disebrangi pemuda itu adalah seorang pemudi cantik ber-rok mini, konsep ketulusannnya nyampe gak nihhh.? Hahhaha, jadi pertanyaan untuk hati kita kan..? Bahkan untuk orang orang yang melihat adegan tersebut.
Wong cewek cantik muda, disebrangi, nenek tua nnati dulu browww. Aji mumpung sambil pdkt ma cewek kantoran.
Ahh masa iya teh, ada yang kayak gitu ? Iich banyak kali, mungkin ada diantara kita salah satunya.             Balik lagi dengan inspirasi siang kita kali ini. So tulus itu ibarat kita lagi enak-enaknya makan ikan bakar terus keselek tulang ikan, nah saat itu kita gak perlu marah sama penjual ikan bakarnya, karena tulus itu meni’mati sesuatu yang kita yakini dan terima resikonya. Tulus itu seorang ibu yang rela bangun dimalam hari hanya untuk menggantikan popok sang bayi. Tulus itu, ayah yang berkeringat dalam berkerja tanpa ,menyalahkan siapapun atas nasibnya, untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
“Teh, apakah orang yang tulus tidak pernah mengeluh ?”
Tidak begitu juga, manusia itu memiliki keterbatasan. Sesekali barang kali ia pernah mengeluh, namun keluhannya itu bukan berisikan kutukan, apalagi berhujat bentuk yang menyalahi atau seolah olah tak terima dengan nasibnya. Orang tulus itu menjadikan keluhannya laksana air yang tadinya tenang kemudian bergejolak untuk mendatangkan air dalam volume yang lebih besar. So, tulus adalah tenang dalam menimati hidup, dan berkeluh untuk memotivasi diri menjadi lebih baik.


Garut,01 Oktober 2013
Semoga ini bermanfaat,, terima kasih dan salam bahagia.
Mita Rugeri permata ^^

Tidak ada komentar: